Kesalahan dalam persepsi itu memang berbahaya. Meskipun fakta yang terjadi adalah sama, tetapi jika dilihat oleh orang yang memiliki persepsi berbeda, hasilnya bisa bumi dan langit. Oleh karena itu berhati-hatilah kita dalam memberikan komentar ataupun pendapat terhadap suatu masalah. Bisa saja sesuatu yang kita tujukan untuk bercanda tetapi dipesepsikan orang berbeda maka lain hasilnya.
Terkhusus lagi ketika bersama anak-anak kecil yang belum bisa berpikir jauh terhadap apa yang dilihatnya. Semua yang dilihatnya dianggap sebuah kebenaran. Naluri petualangnya akan terus memikirkan bagaiman meniru apa yang dilihatnya. Kisah di bawah ini cukup jelas bagi kita bagaimana bahayanya akibat salah persepsi. Nggak sengaja tidak boleh apalagi disengaja.
Cerita 1
Suatu pagi yang indah di sebuah sekolah dasar, seorang guru yang begitu berdedikasi mengajar anak2 muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka. Sebelum memulai pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor cacing yang hidup, sebagai sampel dan dua gelas yang masing2 berisi dengan air mineral dan arak..
Suatu pagi yang indah di sebuah sekolah dasar, seorang guru yang begitu berdedikasi mengajar anak2 muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka. Sebelum memulai pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor cacing yang hidup, sebagai sampel dan dua gelas yang masing2 berisi dengan air mineral dan arak..
“Coba
perhatikan murid-murid.. lihat bagaimana saya akan memasukkan cacing ini
kedalam gelas, perhatikan baik-baik. Cacing yang sebelah kanan saya, akan
saya masukkan ke dalam air mineral sedangkan cacing yang sebelah kiri
saya akan masukkan ke dalam arak. Perhatikan baik-baik!”
Semua
mata tertuju pada kedua ekor cacing itu. Cacing yang berada dalam gelas
yang berisi air mineral itu berenang di dasar gelas, sedangkan cacing
yang berada di dalam arak tergeletak lalu mati. Si guru tersenyum lebar
melihat anak-anak muridnya memberikan perhatian pada pelajarannya.
“Baiklah murid-murid, Bagaimana cara menghindari cacingan??”
Dengan penuh yakin anak-anak muridnya menjawab,
"Minum arak sebanyak-banyaknya...!!!!!"
Cerita 2
Ada gadis cantik mau foto copy ijazah di tempat foto copy. Setelah selesai saking buru burunya ijazah aslinya ketinggalan…. Apa yang terjadi? Dia kembali segera ke toko foto copy dan langsung nanya,
“Mas…mas…aslinya mana?”
Terus dijawab sama mas mas tukang foto copy, “Solo mbak…”
Cerita 3
Ada seorang ibu hamil tua mau membayar hutang cicilan rumah di suatu cabang BTN, setelah mencapai loket, sang kasir dengan proaktif langsung bertanya, “Berapa bulan bu … ?”
Dengan tersipu sipu si ibu menjawab, “Jalan delapan bulan ….,” sambil mengelus elus perutnya …..
Cerita 2
Ada gadis cantik mau foto copy ijazah di tempat foto copy. Setelah selesai saking buru burunya ijazah aslinya ketinggalan…. Apa yang terjadi? Dia kembali segera ke toko foto copy dan langsung nanya,
“Mas…mas…aslinya mana?”
Terus dijawab sama mas mas tukang foto copy, “Solo mbak…”
Cerita 3
Ada seorang ibu hamil tua mau membayar hutang cicilan rumah di suatu cabang BTN, setelah mencapai loket, sang kasir dengan proaktif langsung bertanya, “Berapa bulan bu … ?”
Dengan tersipu sipu si ibu menjawab, “Jalan delapan bulan ….,” sambil mengelus elus perutnya …..
Nah?Lho? Itulah yang terjadi. Cerita di atas bisa juga menjelaskan bagaimana menggunakan hukum persepsi ini untuk membuat tingkah laku tertentu. Tentu, jika hal itu digunakan untuk membuat persepsi positif. Persepsi positif akan lebih mudah mengarah pada tindakan yang positif. Sebaliknya jika persepsi yang diciptakan selalu negatif maka tindakannyapun akan negatif.
EmoticonEmoticon