Jumat, 04 Maret 2016

Bersatu Hati Bekerja Sama

Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
Kerja sama usaha akan berdampak jauh lebih luar biasa, bahkan saat harus dilakukan dengan pesaing sekali pun. Untuk itu, butuh ketetapan hati dan kesalingterbukaan, sehingga kerja sama akan berujung saling menguatkan.

Dalam dunia bisnis, kompetisi adalah sebuah hal yang biasa terjadi. Tak jarang, banyak yang kemudian menghalalkan segala cara untuk menjadi sang pemenang. Terkadang, cara kurang baik pun ditempuh demi meraih tujuan sesaat. Salah satunya, dengan “perang” pencitraan di media. Saat sebuah produk beriklan di media massa, sang kompetitor dengan caranya sendiri segera membuat iklan tandingan yang kadang terasa sangat menohok. Akibatnya, yang terjadi adalah perang di media yang tak ada ujungnya.

Tapi, di era yang semakin terbuka, di mana kemajuan teknologi informasi makin mendominasi, sepertinya era kompetisi semacam itu makin terkikis. Bukannya tidak terjadi lagi, tapi kini jauh lebih efektif membesarkan usaha dengan cara kolaborasi dibanding kompetisi. Daripada “berdarah-darah” saling bersaing tanpa ujung, perusahaan dengan usaha sejenis—atau perusahaan yang bisa saling melengkapi—kini banyak yang memilih untuk bersatu dan bekerja sama.

Saya jadi teringat sebuah ungkapan yang dulu pernah terlontar dari salah satu rekan pengusaha. “Kalau kompetisi hanya mengakibatkan buang-buang biaya, mengapa tidak diajak kolaborasi saja?” Sepertinya mudah. Tapi, kolaborasi semacam itu—apa pun istilahnya, mulai dari merger, akuisisi, atau kerja sama antar lini usaha—tetap butuh ketetapan hati dan kejelian untuk meraih hasil maksimal. Apalagi, kalau kerja sama dianggap menguntungkan satu belah pihak saja. Bisa jadi, niatan kolaborasi malah berujung kembali pada kompetisi, bahkan malah menjadi-jadi. Karena itu, dalam bekerja sama antar perusahaan, perlu pikiran jernih, visi ke depan yang jelas, hingga kemampuan bersinergi satu sama lain.

Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Tiongkok yang mungkin bisa menjadi “pegangan”, yakni 同心協力 tóng xīn xié lì yang arti harfiahnya bersatu hati bekerja sama. Dalam konteks ungkapan tersebut, yang bersatu bukan hanya “fisik”, tapi juga “hati” atau kesamaan visi dan misi. Makin padu padan pandangan dan pikiran tentang masa depan yang sama, biasanya kolaborasi akan berjalan lebih maksimal. Sebaliknya, jika ada sebuah “ganjalan”—apa pun bentuknya—jika tidak diwaspadai, bisa jadi kolaborasi malah berujung pada kematian usaha lebih dini.

Mungkin pernah kita ingat, bagaimana kasus “nyaris”-nya kolaborasi antara Air Asia dengan Batavia Air. Saat itu, Air Asia yang dikenal sebagai salah satu usaha penerbangan dengan biaya rendah (low cost carrier) hendak mengakuisisi Batavia Air. Perjanjian sudah disepakati. Namun, di tengah jalan, kerja sama tersebut dibatalkan. Banyak orang bertanya-tanya. Hal itu ternyata terjawab setelah Batavia akhirnya dinyatakan bangkrut dan kini tak beroperasi lagi. Air Asia rupanya menyadari bahwa kolaborasi tersebut tak dimungkinkan karena kondisi Batavia yang sudah sempoyongan.

Tengok pula “kasus” kolaborasi yang dilakukan Apple dan Samsung. Dulu, Samsung adalah salah satu penyuplai beberapa komponen Apple, terutama untuk produksi iPhone-nya. Namun belakangan, kolaborasi tersebut malah berujung pada adu hak paten. Ujungnya, terjadi peperangan antara kedua brand smartphone teratas di dunia tersebut. Hingga kini, belum pasti siapa yang “benar” dan “salah”. Namun yang pasti, persaingan tersebut disebut-sebut telah membuat kerja sama apik di antara keduanya—saat masih saling mendukung—menjadi persaingan yang kini seolah tanpa akhir.

Sebaliknya, kolaborasi yang dilakukan dengan ketetapan hati untuk maju bersama sering kali juga menjadi sebuah solusi luar biasa untuk meraih keberhasilan yang lebih cepat dan lebih gemilang. Lihatlah misalnya apa yang dilakukan oleh beberapa raksasa teknologi informasi di dunia, Facebook, Ericsson, MediaTek, Nokia, Qualcomm, dan Samsung, yang berkolaborasi membuat Internet.Org. Ini semacam kegiatan corporate social responsibility beberapa perusahaan besar tersebut untuk menyediakan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat dunia. Organisasi bentukan mereka ini akan engusahakan dua pertiga bagian populasi dunia yang belum terkoneksi agar bisa terjangkau jaringan internet, dan memberikan peluang yang sama dengan mereka yang telah menikmati akses internet untuk mendapat akses yang lebih baik.

Secara nilai kompetitif, beberapa perusahaan tersebut bersaing baik langsung maupun tidak. Namun, dengan kolaborasi yang mereka lakukan melalui proyek Internet.Org tersebut, sejatinya mereka juga sedang bekerja sama untuk meraih keberhasilan di bidangnya masing-masing. Bayangkan, dengan akses internet yang makin meluas, bisnis semua perusahaan berbasis teknologi informasi tersebut sudah pasti akan mendapat dampak positif, terlepas dari persaingan—langsung dan tak langsung—di antara mereka.

Di Indonesia sendiri, kolaborasi semacam itu sering kali juga tampak di beberapa asosiasi, mulai dari asosiasi pengusaha properti, retail, hingga otomotif. Berbagai merek yang dalam kondisi “normal” akan saling bersaing merebutkan konsumennya masing-masing, namun dalam asosiasi yang melindungi berbagai kepentingan mereka, semua merek tersebut akan bersatu. Apalagi, jika menyangkut kebijakan yang akan berdampak pada usaha mereka. Kesatuan kepentingan dan kesamaan visi untuk keberhasilan usaha bersama akan menjadikan kolaborasi dan kerja sama saling menguntungkan menyatukan banyak pihak.

Dengan kolaborasi yang saling memahami, saling mengerti, dan saling mengilhami, sebuah usaha akan jauh lebih berkembang. Tentu, butuh sinergi untuk saling terbuka satu sama lain, sehingga kerja sama benar-benar melahirkan kesatuan dari “hati”. Butuh komunikasi yang intens dan jauh dari rasa saling curiga satu sama lain. Butuh pengertian mendalam bahwa kerja sama memang dibuat bukan untuk menjatuhkan, namun untuk saling menguatkan. Dengan begitu bersatu hati bekerja sama, bukan sekadar slogan semata. Namun, akan melahirkan kerja sama untuk kebaikan semua.

TRUSTCO NUSANTARA
Gg. Salak, Muntal, Gunungpati
(024) 7691 7578
085640750440 Solikin


EmoticonEmoticon