Senin, 08 Februari 2016

Jaga Mood, Raih Prestasi Setiap Hari

Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
 
Mood dapat menjadi “penolong” untuk meraih kesuksesan. Sebab, mood yang terjaga baik, dapat meningkatkan kinerja untuk meraih prestasi setiap hari.

Banyak orang mengatakan, kreativitas dan kinerja akan meningkat seiring dengan mood-nya masing-masing. Ada yang suka bekerja di pagi dini hari. Ada yang merasa sangat cepat dan efektif bekerja di malam hari. Ada yang suka bekerja siang hari. Tapi, apa sebenarnya mood itu? Menurut beberapa kajian, mood sebenarnya adalah “sebutan” yang mengasosiasikan kondisi psikologis seseorang, apakah ia berada dalam kondisi yang nyaman (good mood) ataukah sebaliknya, kurang menyenangkan (bad mood).

Karena “dampak” yang ditimbulkan oleh mood yang berbeda-beda, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengenali mood. Salah satunya, sebuah studi cukup mengejutkan dipaparkan oleh Dr. Joe Forgas, profesor psikologi di the University of New South Wales Australia. Ia menyebutkan, bahwa mood yang buruk atau negatif ternyata juga diperlukan oleh manusia. “Perasaan yang negatif diperlukan oleh seseorang untuk menghadapi perubahan situasi dan beradaptasi dalam kondisi yang dibutuhkan,” sebut Forgas. Penelitian yang melibatkan 120 pria dan wanita itu menurut Forgas memperjelas pentingnya perasaan negatif. Sebab, dalam kondisi mood yang bagus, orang cenderung merasa aman dan nyaman sehingga respons terhadap perubahan menjadi kurang. Di sinilah bad mood akan berperan menjadi “penyeimbang”.

Menilik hasil penelitian tersebut, maka sebenarnya baik dan buruk mood, sejatinya kita sendiri yang memegang kendali. Kita sendiri yang tahu, kapan dan di mana mood itu menjadi “kawan atau lawan”. Tapi memang, bisa menjaga perasaan agar selalu berada dalam good mood adalah keuntungan tersendiri yang seharusnya bisa kita pilih. Sebab, menurut penelitian yang dilansir oleh University of California San Francisco, good mood dapat meningkatkan kreativitas, sehingga ujungnya dapat berperan untuk meningkatkan karier seseorang. Pertanyaannya kemudian, bagaimana sebenarnya cara membuat mood tetap baik? Beberapa penelitian berikut menyebutkan langkah mudah yang bisa dilakukan orang untuk bisa mempertahankan mood-nya agar selalu nyaman atau juga memperbaiki mood yang dirasa kurang menyenangkan:

Banyak Menebar Senyuman

Sepertinya senyum adalah hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan. Tapi ternyata, banyak orang yang kadang “melupakan” senyum karena merasa lebih banyak hal kurang menyenangkan yang terjadi padanya. Akibatnya, senyum yang mudah kalah oleh wajah murung berkepanjangan. Padahal, menurut Robert Zajonc, seorang peneliti ilmu sosial dan psikologi sekaligus profesor dari Stanford University Amerika Serikat, senyuman yang ringan sudah dapat memperbaiki mood seseorang. Apalagi, kalau kita bisa menemukan hal yang membuat kita tertawa lebar. Jadi, banyaklah tersenyum, maka mood akan segera menjadi lebih baik.

Memperhatikan Orang Lain

Kita hidup sebagai makhluk sosial. Karena itu, kita banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu, menurut hasil penelitian dari Dacher Keltner, ahli psikologi dari University of California Berkeley yang juga mengarang buku Born To Be Good: The Science of a Meaningful Life, memperhatikan orang lain dapat menjadi semacam “terapi” mentalitas kita. Dengan menyadari bahwa orang lain juga mengalami pasang surut kehidupan, kita akan sadar bahwa diri kita pun pasti mengalami hal yang serupa. Dengan cara itu, mood bisa selalu dijaga. Atau, paling tidak, saat mood sedang kurang enak, kita segera sadar dan menggantinya dengan berpikir hal-hal yang menyenangkan.

Banyak Membantu Orang Lain

Sebagai bagian dari memperhatikan orang lain, peneliti lainnya—Sonja Lyubomirsky, pengarang the How of Happiness—mengatakan bahwa membantu orang lain juga bisa membuat mood seseorang meningkat. Menolong tetangga, menawarkan kopi kepada rekan kerja, mau mendengarkan keluhan orang lain dan membantu mengatasinya, adalah sikap-sikap yang dapat mendatangkan mentalitas positif sehingga—langsung ataupun tidak—dapat membantu membentuk mood yang baik.

Banyak Bergerak

John J. Ratey, M.D., peneliti dan pengarang buku Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain, menyebutkan bahwa banyak bergerak atau olahraga sejenak adalah hal sederhana yang bisa membuat mood meningkat. Ia menganjurkan, jikalau masih malas berolahraga, paling tidak mulailah dengan langkah ringan, meski tak harus keluar ruangan. Jalan-jalan sejenak berdiri dari kursi, keluar kantor menghirup udara segar, adalah satu langkah kecil yang bisa membuat mood seseorang menjadi lebih baik.

Berpikir Optimis

Tiap orang pasti punya masalahnya sendiri-sendiri. Karena itu, semua sebenarnya bergantung pada sudut pandang kita untuk menghadapi masalah yang datang. Martin Seligman, seorang ahli psikologi dan pengarang buku Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life, mengatakan orang optimis bukannya tidak menyadari adanya masalah. Namun, pola pikir optimis akan “mengajarkan”, bahwa setiap masalah selalu ada hikmah dan solusi yang membuat kita jadi lebih baik ke depan. Karena itu, membiasakan berpikir optimis dapat menjadi mood seseorang untuk tampil lebih baik di setiap menghadapi kendala dalam kehidupannya.   Mood dapat menjadi “penolong” untuk meraih kesuksesan. Sebab, mood yang terjaga baik, dapat meningkatkan kinerja untuk meraih prestasi setiap hari.

Banyak orang mengatakan, kreativitas dan kinerja akan meningkat seiring dengan mood-nya masing-masing. Ada yang suka bekerja di pagi dini hari. Ada yang merasa sangat cepat dan efektif bekerja di malam hari. Ada yang suka bekerja siang hari. Tapi, apa sebenarnya mood itu? Menurut beberapa kajian, mood sebenarnya adalah “sebutan” yang mengasosiasikan kondisi psikologis seseorang, apakah ia berada dalam kondisi yang nyaman (good mood) ataukah sebaliknya, kurang menyenangkan (bad mood).

Karena “dampak” yang ditimbulkan oleh mood yang berbeda-beda, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengenali mood. Salah satunya, sebuah studi cukup mengejutkan dipaparkan oleh Dr. Joe Forgas, profesor psikologi di the University of New South Wales Australia. Ia menyebutkan, bahwa mood yang buruk atau negatif ternyata juga diperlukan oleh manusia. “Perasaan yang negatif diperlukan oleh seseorang untuk menghadapi perubahan situasi dan beradaptasi dalam kondisi yang dibutuhkan,” sebut Forgas. Penelitian yang melibatkan 120 pria dan wanita itu menurut Forgas memperjelas pentingnya perasaan negatif. Sebab, dalam kondisi mood yang bagus, orang cenderung merasa aman dan nyaman sehingga respons terhadap perubahan menjadi kurang. Di sinilah bad mood akan berperan menjadi “penyeimbang”.

Menilik hasil penelitian tersebut, maka sebenarnya baik dan buruk mood, sejatinya kita sendiri yang memegang kendali. Kita sendiri yang tahu, kapan dan di mana mood itu menjadi “kawan atau lawan”. Tapi memang, bisa menjaga perasaan agar selalu berada dalam good mood adalah keuntungan tersendiri yang seharusnya bisa kita pilih. Sebab, menurut penelitian yang dilansir oleh University of California San Francisco, good mood dapat meningkatkan kreativitas, sehingga ujungnya dapat berperan untuk meningkatkan karier seseorang. Pertanyaannya kemudian, bagaimana sebenarnya cara membuat mood tetap baik? Beberapa penelitian berikut menyebutkan langkah mudah yang bisa dilakukan orang untuk bisa mempertahankan mood-nya agar selalu nyaman atau juga memperbaiki mood yang dirasa kurang menyenangkan:

Banyak Menebar Senyuman

Sepertinya senyum adalah hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan. Tapi ternyata, banyak orang yang kadang “melupakan” senyum karena merasa lebih banyak hal kurang menyenangkan yang terjadi padanya. Akibatnya, senyum yang mudah kalah oleh wajah murung berkepanjangan. Padahal, menurut Robert Zajonc, seorang peneliti ilmu sosial dan psikologi sekaligus profesor dari Stanford University Amerika Serikat, senyuman yang ringan sudah dapat memperbaiki mood seseorang. Apalagi, kalau kita bisa menemukan hal yang membuat kita tertawa lebar. Jadi, banyaklah tersenyum, maka mood akan segera menjadi lebih baik.

Memperhatikan Orang Lain

Kita hidup sebagai makhluk sosial. Karena itu, kita banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu, menurut hasil penelitian dari Dacher Keltner, ahli psikologi dari University of California Berkeley yang juga mengarang buku Born To Be Good: The Science of a Meaningful Life, memperhatikan orang lain dapat menjadi semacam “terapi” mentalitas kita. Dengan menyadari bahwa orang lain juga mengalami pasang surut kehidupan, kita akan sadar bahwa diri kita pun pasti mengalami hal yang serupa. Dengan cara itu, mood bisa selalu dijaga. Atau, paling tidak, saat mood sedang kurang enak, kita segera sadar dan menggantinya dengan berpikir hal-hal yang menyenangkan.

Banyak Membantu Orang Lain

Sebagai bagian dari memperhatikan orang lain, peneliti lainnya—Sonja Lyubomirsky, pengarang the How of Happiness—mengatakan bahwa membantu orang lain juga bisa membuat mood seseorang meningkat. Menolong tetangga, menawarkan kopi kepada rekan kerja, mau mendengarkan keluhan orang lain dan membantu mengatasinya, adalah sikap-sikap yang dapat mendatangkan mentalitas positif sehingga—langsung ataupun tidak—dapat membantu membentuk mood yang baik.

Banyak Bergerak

John J. Ratey, M.D., peneliti dan pengarang buku Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain, menyebutkan bahwa banyak bergerak atau olahraga sejenak adalah hal sederhana yang bisa membuat mood meningkat. Ia menganjurkan, jikalau masih malas berolahraga, paling tidak mulailah dengan langkah ringan, meski tak harus keluar ruangan. Jalan-jalan sejenak berdiri dari kursi, keluar kantor menghirup udara segar, adalah satu langkah kecil yang bisa membuat mood seseorang menjadi lebih baik.

Berpikir Optimis

Tiap orang pasti punya masalahnya sendiri-sendiri. Karena itu, semua sebenarnya bergantung pada sudut pandang kita untuk menghadapi masalah yang datang. Martin Seligman, seorang ahli psikologi dan pengarang buku Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life, mengatakan orang optimis bukannya tidak menyadari adanya masalah. Namun, pola pikir optimis akan “mengajarkan”, bahwa setiap masalah selalu ada hikmah dan solusi yang membuat kita jadi lebih baik ke depan. Karena itu, membiasakan berpikir optimis dapat menjadi mood seseorang untuk tampil lebih baik di setiap menghadapi kendala dalam kehidupannya. 
Sumber : www.andriewongso.com


Untuk mendapatkan informasi produk-produk training  kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati 
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman


EmoticonEmoticon