Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
Banyak orang mengatakan, kreativitas dan kinerja
akan meningkat seiring dengan mood-nya masing-masing. Ada yang suka
bekerja di pagi dini hari. Ada yang merasa sangat cepat dan efektif
bekerja di malam hari. Ada yang suka bekerja siang hari. Tapi, apa
sebenarnya mood itu? Menurut beberapa kajian, mood sebenarnya adalah
“sebutan” yang mengasosiasikan kondisi psikologis seseorang, apakah ia
berada dalam kondisi yang nyaman (good mood) ataukah sebaliknya, kurang
menyenangkan (bad mood).
Karena “dampak” yang
ditimbulkan oleh mood yang berbeda-beda, banyak penelitian yang
dilakukan untuk mengenali mood. Salah satunya, sebuah studi cukup
mengejutkan dipaparkan oleh Dr. Joe Forgas, profesor psikologi di the
University of New South Wales Australia. Ia menyebutkan, bahwa mood yang
buruk atau negatif ternyata juga diperlukan oleh manusia. “Perasaan
yang negatif diperlukan oleh seseorang untuk menghadapi perubahan
situasi dan beradaptasi dalam kondisi yang dibutuhkan,” sebut Forgas.
Penelitian yang melibatkan 120 pria dan wanita itu menurut Forgas
memperjelas pentingnya perasaan negatif. Sebab, dalam kondisi mood yang
bagus, orang cenderung merasa aman dan nyaman sehingga respons terhadap
perubahan menjadi kurang. Di sinilah bad mood akan berperan menjadi
“penyeimbang”.
Menilik hasil penelitian tersebut, maka
sebenarnya baik dan buruk mood, sejatinya kita sendiri yang memegang
kendali. Kita sendiri yang tahu, kapan dan di mana mood itu menjadi
“kawan atau lawan”. Tapi memang, bisa menjaga perasaan agar selalu
berada dalam good mood adalah keuntungan tersendiri yang seharusnya bisa
kita pilih. Sebab, menurut penelitian yang dilansir oleh University of
California San Francisco, good mood dapat meningkatkan kreativitas,
sehingga ujungnya dapat berperan untuk meningkatkan karier seseorang.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana sebenarnya cara membuat mood tetap
baik? Beberapa penelitian berikut menyebutkan langkah mudah yang bisa
dilakukan orang untuk bisa mempertahankan mood-nya agar selalu nyaman
atau juga memperbaiki mood yang dirasa kurang menyenangkan:
Banyak Menebar Senyuman
Sepertinya
senyum adalah hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan. Tapi
ternyata, banyak orang yang kadang “melupakan” senyum karena merasa
lebih banyak hal kurang menyenangkan yang terjadi padanya. Akibatnya,
senyum yang mudah kalah oleh wajah murung berkepanjangan. Padahal,
menurut Robert Zajonc, seorang peneliti ilmu sosial dan psikologi
sekaligus profesor dari Stanford University Amerika Serikat, senyuman
yang ringan sudah dapat memperbaiki mood seseorang. Apalagi, kalau kita
bisa menemukan hal yang membuat kita tertawa lebar. Jadi, banyaklah
tersenyum, maka mood akan segera menjadi lebih baik.
Memperhatikan Orang Lain
Kita
hidup sebagai makhluk sosial. Karena itu, kita banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena itu, menurut hasil penelitian dari Dacher Keltner,
ahli psikologi dari University of California Berkeley yang juga
mengarang buku Born To Be Good: The Science of a Meaningful Life,
memperhatikan orang lain dapat menjadi semacam “terapi” mentalitas kita.
Dengan menyadari bahwa orang lain juga mengalami pasang surut
kehidupan, kita akan sadar bahwa diri kita pun pasti mengalami hal yang
serupa. Dengan cara itu, mood bisa selalu dijaga. Atau, paling tidak,
saat mood sedang kurang enak, kita segera sadar dan menggantinya dengan
berpikir hal-hal yang menyenangkan.
Banyak Membantu Orang Lain
Sebagai
bagian dari memperhatikan orang lain, peneliti lainnya—Sonja
Lyubomirsky, pengarang the How of Happiness—mengatakan bahwa membantu
orang lain juga bisa membuat mood seseorang meningkat. Menolong
tetangga, menawarkan kopi kepada rekan kerja, mau mendengarkan keluhan
orang lain dan membantu mengatasinya, adalah sikap-sikap yang dapat
mendatangkan mentalitas positif sehingga—langsung ataupun tidak—dapat
membantu membentuk mood yang baik.
Banyak Bergerak
John
J. Ratey, M.D., peneliti dan pengarang buku Spark: The Revolutionary
New Science of Exercise and the Brain, menyebutkan bahwa banyak bergerak
atau olahraga sejenak adalah hal sederhana yang bisa membuat mood
meningkat. Ia menganjurkan, jikalau masih malas berolahraga, paling
tidak mulailah dengan langkah ringan, meski tak harus keluar ruangan.
Jalan-jalan sejenak berdiri dari kursi, keluar kantor menghirup udara
segar, adalah satu langkah kecil yang bisa membuat mood seseorang
menjadi lebih baik.
Berpikir Optimis
Tiap
orang pasti punya masalahnya sendiri-sendiri. Karena itu, semua
sebenarnya bergantung pada sudut pandang kita untuk menghadapi masalah
yang datang. Martin Seligman, seorang ahli psikologi dan pengarang buku
Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life, mengatakan
orang optimis bukannya tidak menyadari adanya masalah. Namun, pola pikir
optimis akan “mengajarkan”, bahwa setiap masalah selalu ada hikmah dan
solusi yang membuat kita jadi lebih baik ke depan. Karena itu,
membiasakan berpikir optimis dapat menjadi mood seseorang untuk tampil
lebih baik di setiap menghadapi kendala dalam kehidupannya. Mood dapat
menjadi “penolong” untuk meraih kesuksesan. Sebab, mood yang terjaga
baik, dapat meningkatkan kinerja untuk meraih prestasi setiap hari.
Banyak
orang mengatakan, kreativitas dan kinerja akan meningkat seiring dengan
mood-nya masing-masing. Ada yang suka bekerja di pagi dini hari. Ada
yang merasa sangat cepat dan efektif bekerja di malam hari. Ada yang
suka bekerja siang hari. Tapi, apa sebenarnya mood itu? Menurut beberapa
kajian, mood sebenarnya adalah “sebutan” yang mengasosiasikan kondisi
psikologis seseorang, apakah ia berada dalam kondisi yang nyaman (good
mood) ataukah sebaliknya, kurang menyenangkan (bad mood).
Karena
“dampak” yang ditimbulkan oleh mood yang berbeda-beda, banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengenali mood. Salah satunya, sebuah
studi cukup mengejutkan dipaparkan oleh Dr. Joe Forgas, profesor
psikologi di the University of New South Wales Australia. Ia
menyebutkan, bahwa mood yang buruk atau negatif ternyata juga diperlukan
oleh manusia. “Perasaan yang negatif diperlukan oleh seseorang untuk
menghadapi perubahan situasi dan beradaptasi dalam kondisi yang
dibutuhkan,” sebut Forgas. Penelitian yang melibatkan 120 pria dan
wanita itu menurut Forgas memperjelas pentingnya perasaan negatif.
Sebab, dalam kondisi mood yang bagus, orang cenderung merasa aman dan
nyaman sehingga respons terhadap perubahan menjadi kurang. Di sinilah
bad mood akan berperan menjadi “penyeimbang”.
Menilik
hasil penelitian tersebut, maka sebenarnya baik dan buruk mood,
sejatinya kita sendiri yang memegang kendali. Kita sendiri yang tahu,
kapan dan di mana mood itu menjadi “kawan atau lawan”. Tapi memang, bisa
menjaga perasaan agar selalu berada dalam good mood adalah keuntungan
tersendiri yang seharusnya bisa kita pilih. Sebab, menurut penelitian
yang dilansir oleh University of California San Francisco, good mood
dapat meningkatkan kreativitas, sehingga ujungnya dapat berperan untuk
meningkatkan karier seseorang. Pertanyaannya kemudian, bagaimana
sebenarnya cara membuat mood tetap baik? Beberapa penelitian berikut
menyebutkan langkah mudah yang bisa dilakukan orang untuk bisa
mempertahankan mood-nya agar selalu nyaman atau juga memperbaiki mood
yang dirasa kurang menyenangkan:
Banyak Menebar Senyuman
Sepertinya
senyum adalah hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan. Tapi
ternyata, banyak orang yang kadang “melupakan” senyum karena merasa
lebih banyak hal kurang menyenangkan yang terjadi padanya. Akibatnya,
senyum yang mudah kalah oleh wajah murung berkepanjangan. Padahal,
menurut Robert Zajonc, seorang peneliti ilmu sosial dan psikologi
sekaligus profesor dari Stanford University Amerika Serikat, senyuman
yang ringan sudah dapat memperbaiki mood seseorang. Apalagi, kalau kita
bisa menemukan hal yang membuat kita tertawa lebar. Jadi, banyaklah
tersenyum, maka mood akan segera menjadi lebih baik.
Memperhatikan Orang Lain
Kita
hidup sebagai makhluk sosial. Karena itu, kita banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena itu, menurut hasil penelitian dari Dacher Keltner,
ahli psikologi dari University of California Berkeley yang juga
mengarang buku Born To Be Good: The Science of a Meaningful Life,
memperhatikan orang lain dapat menjadi semacam “terapi” mentalitas kita.
Dengan menyadari bahwa orang lain juga mengalami pasang surut
kehidupan, kita akan sadar bahwa diri kita pun pasti mengalami hal yang
serupa. Dengan cara itu, mood bisa selalu dijaga. Atau, paling tidak,
saat mood sedang kurang enak, kita segera sadar dan menggantinya dengan
berpikir hal-hal yang menyenangkan.
Banyak Membantu Orang Lain
Sebagai
bagian dari memperhatikan orang lain, peneliti lainnya—Sonja
Lyubomirsky, pengarang the How of Happiness—mengatakan bahwa membantu
orang lain juga bisa membuat mood seseorang meningkat. Menolong
tetangga, menawarkan kopi kepada rekan kerja, mau mendengarkan keluhan
orang lain dan membantu mengatasinya, adalah sikap-sikap yang dapat
mendatangkan mentalitas positif sehingga—langsung ataupun tidak—dapat
membantu membentuk mood yang baik.
Banyak Bergerak
John
J. Ratey, M.D., peneliti dan pengarang buku Spark: The Revolutionary
New Science of Exercise and the Brain, menyebutkan bahwa banyak bergerak
atau olahraga sejenak adalah hal sederhana yang bisa membuat mood
meningkat. Ia menganjurkan, jikalau masih malas berolahraga, paling
tidak mulailah dengan langkah ringan, meski tak harus keluar ruangan.
Jalan-jalan sejenak berdiri dari kursi, keluar kantor menghirup udara
segar, adalah satu langkah kecil yang bisa membuat mood seseorang
menjadi lebih baik.
Berpikir Optimis
Tiap
orang pasti punya masalahnya sendiri-sendiri. Karena itu, semua
sebenarnya bergantung pada sudut pandang kita untuk menghadapi masalah
yang datang. Martin Seligman, seorang ahli psikologi dan pengarang buku
Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life, mengatakan
orang optimis bukannya tidak menyadari adanya masalah. Namun, pola pikir
optimis akan “mengajarkan”, bahwa setiap masalah selalu ada hikmah dan
solusi yang membuat kita jadi lebih baik ke depan. Karena itu,
membiasakan berpikir optimis dapat menjadi mood seseorang untuk tampil
lebih baik di setiap menghadapi kendala dalam kehidupannya.
Sumber : www.andriewongso.com
Untuk mendapatkan informasi produk-produk training kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman
EmoticonEmoticon