Sabtu, 18 Januari 2014

KETIKA KEIKHLASAN BERBICARA

Hati yang suci dengan jiwa yang tenang membuat langkah-langkah menjadi ringan tampa ada ukuran yang dapat dipertimbangkan kecuali suara-suara sumbang dibelakang layar yang mecoba meluncurkan gelombang keikhlasan diri, mencoba dan mencoba secara perlahan-lahan mendekati polesan angin.
 
Namun semua itu, tak akan menjadikan beban hidup yang dibawa-bawa sepanjang masa hingga kurasan keringatpun tak akan terjadi karena keiklasanpun berbicara,, wah,,! Emang keikhlasan itu bisa berbicara,,, ya emang bila ada keiklasan berbicara jasad akan menghantarkan langkah teguh dalam bekerja.

Tentu, hal demikian membuat tidaklah semua orang dapat melakukanya terkecuali orang paham dengan apa esensial keiklasan itu? Membuat diri akan yakin dan percaya akan semua itu benar-benar terjadi, dan mungkin tak terduka benar kini terjadi atau skenario Tuhan menjadi alami dalam alam kosmologi.

Bekerja hal tak pantas terdengar diteliga karena kata itu kata yang baku tak asing lagi dalam dunia kehidupan dengan memerlukan berbagai metode untuk menempuhnya, bayangkan begitu risihnya para pekerja bila keiklasan dipertaruh dengan sebuah waktu yang terus terang dalam hidup yang semua diatur dalam diri dengan berbagai bentuk dan model peringainya.

Ketika dibicara dalam bentuk fakta seperti apa dapat mengarungi? Lantas kemuadian hal yang pantas dibicarakan hingga menjadikan keikhlas itupu angkat berbicara menjadi medan ruang public yang hangat diperbicangkan dan begitu esensialnya, pada nyata sebuah kosa kata petunjuk.

Tanpa ada petunjuk maka tak aka nada arahan yang mengaringnya hingga sampai pada sebuah produk albu keiklasan, dengan rangkai-rangkai kata yang tersusun secara sengaja maupun terinspirasi dengan pengalaman diri melalui fenomena alam yang ada baik dalam sekitar hingga alam janna.

Tak terpungkiri itulah sebuah rangkai kerja ikhlas yang telah ditejang dengan angin badai hingga puing-puing tersihak pada arah tak tentun, dan dalam pikiran mana mungkin bisa utuh kembali puing-puing itu bisa kembali lagi menjadi utuh hingga akal bermain tak sanggup lagi melangkai aktivitas itu dengan berputus asa.

Berbeda dengan keikhlasan akan melangkah dengan mengumpulkan puing-pung yang telah hilang diterjang oleh angi badai dengan melalui kerja ikhlas hingga akal dan pikiran sehatpun diterjang bersama-sama jasadnya yang hanya ada dalam jiwa adalah ikhlas dalam melangkah walau badai menghatam jiwa sepenuh raga  diterjang sepangjang masa dan hanyalah waktu yang bicara.
 
Seperti halnya yang terjadi pada pribadi pak Pak Aam, beliau adalah seorang pekerja sosial yang senang melanglang di tempat-tempat terpencil di pedesaan. Ia merasa terpanggil untuk melayani orang-orang desa. Tanpa kenal lelah ia pergi dari satu rumah ke rumah lainnya di desa-desa di Garut untuk menemui mereka yang memerlukan bantuannya. Dengan berbekal kasih dan rasa tanggung jawab ia berjalan ke sana kemari.

Selang waktu berjalan, orang-orang yang mendengar kiprahnya di desa-desa daerah Garut semakin banyak jumlahnya. Orang-orang yang dibantu Pak Aam sangat beragam, mulai dari petani, tengkulak, tukang jamu, sampai para pejabat desa. Pak Aam pun jadi cukup kewalahan. Kantornya yang melihat perjuangannya akhirnya memberinya motor bekas untuk dipakai mengunjungi rumah-rumah warga. Dengan motor bututnya, Pak Aam berhasil menjangkau lebih banyak orang.

Suatu sore, motor butut yang biasa mengantarnya berkelana akhirnya harus tutup usia. Setelah mengumpulkan uang dari pendapatan kecil yang ia dapat dan bantuan beberapa teman, akhirnya terkumpulah dana 5 juta. Dengan berbekal uang itu, ia menuju ke kota mencari dealer motor untuk mencari motor bekas yang mungkin bisa ia dapatkan dengan uang sejumlah itu.

Sesampainya di dealer, ia langsung disambut sang pemilik dealer. Dengan ramah, si pemilik bertanya, “Eh, Pak Aam? Ada yang bisa saya bantu?” Pak Aam cukup terkejut ketika menyadari si pemilik ternyata mengenalnya. Dan Sambil tersenyum malu-malu Pak Aam menjawab, “Begini Pak, saya mau beli motor tapi saya hanya punya uang 5 juta. Kalau di tempat bapak ada motor bekas yang seharga itu, saya mau beli.”

Hingga mengajaknya berkata:“Ayo, lihat-lihat dulu saja. Motor seperti apa yang Pak Aam suka?” tukas si pemilik dengan ramah. “Saya mah yang penting bisa dipake sajalah, Pak. Yang kuat untuk dibawa ke desa-desa atau jalan-jalan jelek.” Jawab Pak Aam sambil memberikan uang 5 juta yang ia kumpulkan.“Ya, sudah, Pak Aam tenang saja. Nanti motornya langsung saya kirim ke rumah ya.” Jawab si pemilik sambil menerima uang tersebut.

Sore itu, Pak Aam kembali dikejutkan karena ternyata motor yang dikirim ke rumahnya merupakan motor keluaran baru yang harganya beberapa kali lipat dari uang yang ia berikan. Pak Aam pun segera menelepon si pemilik dealer. Berkata :“Pak, sepertinya pegawai bapak salah kirim motor ke rumah saya.” “Mereka mengirimkan motor yang benar kok, ujar Pak Aam,”

Balas si pemilik santai, Ini mah motor baru yang harganya bukan 5 juta atuh, Pak.” Dibilang si pemilik “Yah, anggap saja harganya segitu dari saya, Pak Aam.”Sambil terpukau tak percaya, Pak Aam pun menghaturkan rasa syukurnya pada Sang Kuasa. Tanpa ia sadari, ketika keiklasan bekerja  yang ia lakukan bagi orang lain ternyata kembali kepadanya.

PT TRUSTCO CIPTA MADANI JAWA TENGAH, Jl. Dewi Sartika III/40 Semarang, 
Kantor (024) 8412467, HP. 085640-750440 Solikin, HP. 085640-398242 Suratman,
Email :trustco_jateng@yahoo.com


EmoticonEmoticon