Dalam buku “OUTLIERS” yang mengulas teori kesuksesan
yang ditulis oleh Malcolm Gladwell. Ia melakukan riset bahwa ternyata
orang-orang sukses di bidangnya hanya membutuhkan latihan 10ribu jam
untuk mencapai kesuksesannya. Ia menceritakan bagaimana Bill Gates,
master violin, dan Bill Joy (Pencipta internet) menghabiskan 10rb jam
tersebut.
Dalam ceritanya sebenarnya ia tidak hanya cerita 10ribu jam,
melainkan juga OPPORTUNITY. Jadi kalo ga ada opportunity tapi kita
melakukan 10rb jam itu tampaknya hasilnya ga bakalan seperti Bill Gates
atau Bill Joy. Misal anda tukang becak, terus anda melakukan kayuhan
10rb jam. Apakah ini namanya kesempatan? tentu tidak. Lalu kesempatan
seperti apa ya ng diceritakan Gladwell? mari kita simak cerita berikut
Universitas Michigan merupakan salah satu universitas pertama yang
memiliki komputer waktu itu. Beruntung Bill Joy menjadi asisten komputer
disana. Waktu itu memang belum banyak orang mengenal benda bernama
komputer ini. Mangkanya dia dijuluki master oleh teman-temannya ketika
itu. Dengan julukan itu ia semakin tertarik dengan dunia komputer, jam
demi jam ia habiskan di depan komputer tersebut, sementara beberapa
universitas bahkan belum mengajarkannya. Waktu PhD di Barkeley pun ia
mulai masuk ke dalam jantung ilmu komputer. Ia pula yang menjadi orang
pertama yang menulis kode perangkat lunak yang memungkinkan manusia
berkoneksi lewat internet. Akumulasi kesempatan itulah yang
menjadikannya bisa menciptakan perangkat lunak tersebut. Mulai dari
kesempatan menjadi asisten komputer dimana orang lain belum mengenal
komputer hingga kuliah di Barkeley yang mana pusat komputer waktu itu.
Ini yang dinamakan gladwell kesempatan + 10rb jam. Masih belum jelas? ok
mari kita lihat contoh Gladwell lainnya.
Gladwell mengamati bagaimana master violinist diciptakan di sebuah
akademi musik di Berlin. Akademi ini ternyata membagi peserta didiknya
dalam 3 bagian. Kelas pertama mereka yang umumnya bakal menjadi solo
stars di masa depan, kelas kedua mereka yang umumnya ‘good’ dan bermain
di band, dan kelas ketiga adalah mereka yang ingin belajar violin hanya
ingin jadi guru. Yang menarik ketika Gladwell bertanya ke mereka adalah
mereka mulai memegang violin pada umur yang relatif sama, yaitu 5 tahun.
Yang membedakan adalah jumlah latihan mereka. Kelas tiga umumnya
latihan 3 jam seminggu ketika mereka dewasa (bahkan mungkin ga latihan
karena sibuk ngerjain PR). Kelas dua lebih banyak lagi dan yang menarik
kelas tiga yaitu sang calon solostars menghabiskan waktu 30 jam dalam
seminggu sehingga pada umur 20an mereka telah menghabiskan 10rb jam
untuk latihan. Dan tepat pada umur 20an itulah mereka umumnya menjadi
master violin dunia. Dari sini Gladwell menyimpulkan, untuk menjadi
master Violin anda harus kaya. Ga mungkin kan anda menghabiskan waktu
anda untuk part time job untuk memenuhi kebutuhan anda? Disini Gladwell
menegaskan opportunity yang dimiliki anak-anak yang orang tuanya sangat
mendukung kegiatan mereka mulai dari segi dana hingga moral (lebih baik
latihan violin daripada belajar sekolah). Mungkin itu juga yang
menyebabkan anak musisi umumnya jadi musisi juga. Jadi belum tentu
bakat! percayalah!!
Masih belum yakin? mari kita dengar cerita Bill Gates. Ia mengenal
komputer pertama ternyata saat kelas 2 SMP ketika ia join Computer Club
di SMPnya. SMPnya juga termasuk SMP pertama di Amerika yang punya
komputer. Ini OPPORTUNITY pertama yang dimiliki Gates, yaitu SMP nya
menganggarkan dana untuk komputer, bahkan universitas pun belum
menganggarkan. Beruntungnya lagi waktu itu ada perusahaan perangkat
lunak yang meminta computer clubnya Gates mengetes software buatan
mereka. Langsung saja Gates belajar banyak sampai akhirnya ia kerja di
perusahaan tersebut ketika SMA. Hari-hari SMA-nya juga ia habiskan
dengan dunia programming dengan koneksi dari perusahaan tadi. Gladwell
berpendapat, mungkin ketika Gates DO dari Harvard itulah ia telah
menghabiskan waktu 10rb jam dalam dunia programming.
Dengan 10rb jam anda bisa tau apa yang harus anda lakukan dan apa
yang tidak harus anda lakukan. Belajar adalah seni, ketika salah jangan
diulang, ketika benar kita menemukan jalan yang benar.
EmoticonEmoticon