Kamis, 17 Desember 2015

Manfaatkan Media Sosial untuk Meningkatkan Karier

Trustco Jateng  -  Lembaga Training Jawa Tengah Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
 
Bukan sekadar urusan pertemanan. Media sosial yang dimanfaatkan dengan maksimal, bisa menjadi jalan cepat untuk menaikkan karier.

Saat ini, sudah banyak orang yang mengakrabi media sosial yang tersebar luas di dunia maya. Mulai dari Facebook, Twitter, hingga Linkedin.com yang kini telah menjadi sumber referensi untuk mencari sumber daya manusia. Semua seolah menjadi media yang mampu menyatukan dunia dengan mudahnya.

Sayang, tak jarang, orang sering memalsukan identitas demi mendapatkan keuntungan tertentu. Ini salah satu sisi negatif dari keberadaan media sosial ini. Namun, di sisi lain, banyak hal positif yang bisa kita manfaatkan. Mulai dari mendapatkan relasi untuk meningkatkan kinerja, mendapatkan bantuan untuk berbagai kebutuhan, hingga sekadar berteman untuk mencari kesibukan.

Dan, bagi yang benar-benar bisa memanfaatkan, media sosial, apa pun bentuknya—termasuk video yang disebar luas di dunia maya—bisa menjadi “jembatan” untuk meraih sukses. Cobalah tengok nama-nama yang makin populer berkat keberadaannya di YouTube. Lihat pula tokoh-tokoh yang makin ternama berkat “catatan singkat” mereka di jaringan miniblog, Twitter.

Karena itu, bagi yang ingin meningkatkan karier, media sosial kini perlu makin diperhatikan. Terutama, agar jangan salah melangkah. Sebab, kadang-kadang, salah ucap dan salah tulis di berbagai media tersebut, justru akan kontraproduktif terhadap diri kita. Bahkan, jika sampai hal kurang baik yang terucap, kadang cacian dan pengucilan bisa mematikan karier kita.

Lantas, apa saja yang harus kita perhatikan agar karier bisa meningkat pesat dengan media sosial? Berikut beberapa hal yang harus dilakukan…
  • Pastikan bahwa profil yang termuat adalah profil yang asli. Jika memang bertujuan untuk mendongkrak karier, jangan pernah membuat nama alias yang justru akan mengaburkan identitas. Sebab, siapa yang akan mengenal kita kalau nama saja harus dipalsukan?
  • Maksimalkan kolom identitas untuk menuliskan berbagai kemampuan, kapabilitas, dan jika perlu, prestasi yang pernah dibuat. Perkenalkan diri dengan detail, termasuk sudah pernah bergabung di asosiasi profesi apa yang bisa menunjang karier. Dengan data yang jelas—ibarat curriculum vitae online—kita bisa menjelaskan apa saja tentang diri kita untuk meyakinkan perusahaan/divisi SDM bahwa kita adalah orang yang tepat seperti yang mereka butuhkan.
  • Representasikan siapa diri kita. Pikirkan baik-baik, apa yang akan kita tulis dalam (minimal) 120-140 karakter tersebut untuk mewakili diri kita. Tujuannya, agar sekilas membaca, orang sudah mengetahui dan kemudian ingin tahu lebih jauh tentang diri kita.
Namun, selain beberapa “persyaratan” utama tersebut, ada beberapa hal lain yang juga harus dilakukan. Tujuannya, agar pesan “tak salah sasaran”. Berikut beberapa hal di antaranya…
  • Tulislah pesan yang sesuai dengan konteks bidang yang kita geluti. Misalnya, kita bergerak di bidang keuangan, cobalah mengirimkan berbagai tulisan ringan atau tips singkat yang berhubungan dengan profesi tersebut. Atau, misalnya kita bergerak di bidang pelatihan dan motivasi, tidak ada salahnya mengirimkan pesan bersifat motivasional. Dengan begitu, orang pun akan memperhatikan bidang di mana kita memiliki kelebihan. Sehingga, jika ada yang ingin bertanya, ia tidak akan “salah alamat”.
  • Jangan pernah mengirimkan pesan sampah (spam). Misalnya, kata yang kurang sopan, iklan yang terlalu mencolok, dan berbagai pesan lain yang sering justru mengganggu penerima pesan. Sebab, pesan sampah ini akan membuat kita di-banned atau di-block sehingga justru bisa mengganggu jalinan pertemanan yang sudah terjalin.
  • Buatlah pesan yang menunjukkan aktivitas yang konsisten. Misalnya, jika kita bergerak di bidang pemasaran, berikan kesan bahwa kita memang ahli di bidang tersebut. Jangan sering memberikan pesan yang membuat kita justru terlihat tidak fokus. Misalnya, hari ini sering mengomentari soal pemasaran, esok hari soal keuangan, besoknya banyak memotivasi. Fokuslah pada apa yang ingin kita capai dari jaringan sosial tersebut. Dengan begitu, kita akan mendapatkan respons yang tepat dari orang yang tepat pula.
  • Peliharalah kesan positif. Sering kali, kita terjebak pada pertukaran informasi atau komentar yang kurang pantas. Sesekali memang boleh menanggapi. Namun, jangan sampai keterusan dan malah membuat kita “terjebak” dalam perdebatan tanpa ujung. Jagalah betul apa yang terlontar dari ucapan kita melalui pesan-pesan singkat tersebut. Sebab, dengan pesan bernada positif, orang pun akan lebih respek kepada kita.
  • Jangan lupakan kualitas. Yang dimaksud kualitas di sini adalah sebisa mungkin, teman yang kita ajak berdialog adalah orang yang benar-benar kita kenal. Sebab, di tengah kemudahan mencari teman di jejaring sosial, kita sering kali justru mendapat “teman” yang kita tak mengenal sama sekali. Memang, bukan tidak boleh mencari teman baru. Tapi, alangkah baiknya, jika kita bisa memastikan, bahwa teman baru itu memang orang yang bisa menjadi “jembatan” untuk membantu mempercepat kenaikan karier di bidang apa pun yang kita geluti.
Sumber : www.andriewongso.com


Untuk mendapatkan informasi produk-produk training  kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati 
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman


EmoticonEmoticon