Sabtu, 21 Mei 2016

Waspadai Gejala Depresi Ini

Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman

 Depresi bukan masalah sepele. Di dunia ini, depresi menjadi gangguan kesehatan jiwa yang tak hanya jadi beban keluarga tetapi jadi beban bersama yang penderitanya terus meningkat. Lebih mengkhawatirkan, depresi akut bisa mendorong seseorang bunuh diri. Gejala apa yang harus diwaspadai?

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day) diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Peringatannya digagas oleh World Federation for Mental Health (WFMH) tahun 1992. Pada 2012 lalu, bertepatan dengan Momentum 20 tahun, WFMH dengan mengangkat tema Depression: A Global Crisis. Tema tersebut menandakan bahwa depresi telah menjadi masalah krusial yang harus ditanggulangi bersama-sama. Menurut Deborah Wan dari WFMH, depresi unipolar menempati ranking ketiga penyakit yang paling membebani dunia pada tahun 2004, dan diperkirakan akan menjadi nomor satu pada tahun 2030.

Depresi unipolar adalah gangguan suasana hati yang ditandai oleh beragam tingkatan kesedihan, kekecewaan, kesepian, keraguan akan diri sendiri, dan rasa bersalah. Selain depresi unipolar ada juga depresi bipolar. Depresi ini ditandai dengan pergantian suasana hati seseorang yang begitu cepat dari dua kutub yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi).

Depresi sendiri disebutkan sebagai gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa gelisah, risau, kehilangan minat, kurang energi, diliputi perasaan bersalah atau merasa tak berguna, mengalami gangguan tidur dan selera makan rendah, dan kurangnya konsentrasi. Menurut American Association of Suicidology, orang yang mengalami depresi berat memiliki risiko bunuh diri 20 kali lebih besar dibanding orang normal. Dan orang yang mengalami depresi yang berulang-ulang memiliki risiko paling besar. Bunuh diri bisa dilakukan saat depresi tiba-tiba memuncak (impulsif) atau dilakukan dengan cara direncanakan. Namun tak ada periode tertentu yang menunjukkan kapan waktunya seseorang akan bunuh diri karena penderita depresi bipolar justru banyak yang melakukannya pada saat fase bahagia (mania).

Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami depresi, sangat penting untuk menemukan penyebabnya agar lebih mudah mengatasinya. Selain itu, kerabat pun sebaiknya diberitahu agar mereka juga memiliki akses untuk berkomunikasi dengan penderita sehinga bisa sama-sama mengatasinya. Komunikasi memang kunci utama mengatasi depresi.

9 Gejala Umum

Gejala depresi itu, berbeda-beda antara penderita yang satu dengan yang lainnya. Namun ada sembilan gejala yang paling umum menurut para ahli. Yaitu:

- Perubahan pola tidur.
- Perubahan selera makan.
- Kehilangan minat dalam kegiatan-kegiatan yang semula disukainya.
- Merasa tidak berharga, putus asa, kekosongan jiwa, dan tidak berdaya.
- Menyalahkan diri sendiri.
- Bermasalah dengan cara berpikir, konsentrasi, dan perhatian.
- Berulang kali memikirkan kematian dan bunuh diri.
- Rasa sedih dan duka yang dalam.
- Gejala fisik seperti lelah dan kehilangan libido.

Ada juga laporan bahwa depresi bisa dilihat dari seseorang kehilangan mood, sering sulit mengambil keputusan, sakit fisik, murung, kurangnya motivasi, sering menyalahkan diri sendiri, pikiran yang campur-aduk, ketakutan yang tak masuk akal, dan sebagainya.

Kita mungkin mencoba berkomunikasi dengan keluarga, kerabat, atau sahabat yang menderita depresi. Namun sering kali mereka yang mengalami depresi berat “tak nyambung” saat diajak ngobrol. Atau mereka memutus pembicaraan tanpa sebab. Atau mereka tidak merespon dengan semestinya. Mereka tertutup dan tampak terbebani. Mereka juga sering merasa bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup satu hari lagi.

Gejala Lainnya

Penderita depresi bipolar, serta schizophrenia, bisa mendengar suara-suara yang bernada tidak mengenakkan (menghina, mengancam, atau menyuruh) yang kadang tak memberikan reaksi berlebihan. Tetapi ada kalanya, suara itu mendorongnya untuk bunuh diri. Seperti, jika seseorang mengatakan, meloncat dari jembatan akan menyelamatkan dunia dari kehancuran maka ia pun akan meloncat. Baginya suara itu seperti perintah. Namun gejala ini bisa diatasi dengan obat-obatan antipsychotic.

Menurut penelitian lain, ide bunuh diri mungkin memiliki hubungan dengan orang-orang dengan karakteristik kepribadian impulsif (mudah dipengaruhi). Namun, sulit untuk disimpulkan apakah impulsif yang menyebabkan seseorang bunuh diri, atau bunuh diri itu direncanakan tanpa memberitahu keluarga atau temannya akibat depresi yang dialaminya.

Gejala-gejala di atas merupakan gambaran umum tentang kecenderungan depresi yang mungkin mengarah ke tindakan akan bunuh diri. Akan tetapi untuk mengetahui dan mengatasi masalah depresi yang dialami seseorang, sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya, sehingga akan ditemukan jalan keluar yang bisa ditempuh.
Sumber : andriewongso.com


Untuk mendapatkan informasi produk-produk training  kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman


EmoticonEmoticon