Lembaga Training Jawa Tengah | Trustco Jateng , training dan outbound. semarang, jawa tengah, 0248412467, 085640750440. - Muda, cantik dan energik, itulah kesan yang timbul pertama kali melihat Merry Riana. Siapa yang tidak mengenal sosoknya? Namanya melejit di dunia internasional berkat kesuksesan meraup penghasilan satu juta dolar Amerika Serikat (AS) di usia 26 tahun.
Miliarder muda asal Jakarta ini begitu semangat saat berbagi cerita di hadapan ribuan orang tentang lika liku hidup di negeri tetangga hingga dapat mencapai puncak ketenaran seperti sekarang.
Miliarder muda asal Jakarta ini begitu semangat saat berbagi cerita di hadapan ribuan orang tentang lika liku hidup di negeri tetangga hingga dapat mencapai puncak ketenaran seperti sekarang.
Merry, nama panggilan akrabnya, mengaku sangat bersyukur bisa mendulang keberhasilan di usia muda dengan uang satu juta dolar AS di tangan. Namun di balik itu semua, terselip kisah pahit yang sampai saat ini membekas di hati dan menjadi pengalaman paling berharga dalam menggapai kesuksesan.
“Saya tidak pernah menyangka bisa mendapat julukan wanita sejuta dolar. Banyak orang berasumsi bahwa saya dapat mengantongi satu juta dolar di usia 26 tahun karena keluarga yang kaya. Itu salah, karena saya bukan dari keluarga konglomerat, menikah dengan anak konglomerat atau menikah dengan konglomeratnya,” urai dia saat ditemui di Djakarta Theater.
Merry justru tinggal dan dibesarkan dalam sebuah keprihatinan. Berasal dari keluarga sederhana dengan kondisi keuangan pas-pasan, tak pernah terbersit sedikitpun dalam benaknya untuk melanjutkan sekolah di Singapura. Namun inilah titik awal dari perjalanan panjang Merry.
“Saya tidak pernah menyangka bisa mendapat julukan wanita sejuta dolar. Banyak orang berasumsi bahwa saya dapat mengantongi satu juta dolar di usia 26 tahun karena keluarga yang kaya. Itu salah, karena saya bukan dari keluarga konglomerat, menikah dengan anak konglomerat atau menikah dengan konglomeratnya,” urai dia saat ditemui di Djakarta Theater.
Merry justru tinggal dan dibesarkan dalam sebuah keprihatinan. Berasal dari keluarga sederhana dengan kondisi keuangan pas-pasan, tak pernah terbersit sedikitpun dalam benaknya untuk melanjutkan sekolah di Singapura. Namun inilah titik awal dari perjalanan panjang Merry.
nspiratif / Merry Riana, Wanita Cantik Sejuta Dollar
Merry Riana, Wanita Cantik Sejuta Dollar
Peracik Kata June 24, 2014 Kisah Inspiratif
Muda, cantik dan energik, itulah kesan yang timbul pertama kali melihat Merry Riana. Siapa yang tidak mengenal sosoknya? Namanya melejit di dunia internasional berkat kesuksesan meraup penghasilan satu juta dolar Amerika Serikat (AS) di usia 26 tahun.
Miliarder muda asal Jakarta ini begitu semangat saat berbagi cerita di hadapan ribuan orang tentang lika liku hidup di negeri tetangga hingga dapat mencapai puncak ketenaran seperti sekarang.
Merry Riana
Merry Riana
Merry, nama panggilan akrabnya, mengaku sangat bersyukur bisa mendulang keberhasilan di usia muda dengan uang satu juta dolar AS di tangan. Namun di balik itu semua, terselip kisah pahit yang sampai saat ini membekas di hati dan menjadi pengalaman paling berharga dalam menggapai kesuksesan.
“Saya tidak pernah menyangka bisa mendapat julukan wanita sejuta dolar. Banyak orang berasumsi bahwa saya dapat mengantongi satu juta dolar di usia 26 tahun karena keluarga yang kaya. Itu salah, karena saya bukan dari keluarga konglomerat, menikah dengan anak konglomerat atau menikah dengan konglomeratnya,” urai dia saat ditemui di Djakarta Theater.
Merry justru tinggal dan dibesarkan dalam sebuah keprihatinan. Berasal dari keluarga sederhana dengan kondisi keuangan pas-pasan, tak pernah terbersit sedikitpun dalam benaknya untuk melanjutkan sekolah di Singapura. Namun inilah titik awal dari perjalanan panjang Merry.
Merry Riana
Merry Riana
Memutar memori 16 tahun lalu, tepatnya di Mei 1998, Merry Riana bercerita bahwa keluarganya terpaksa mengamankan dirinya dari peristiwa kerusuhan dan krisis moneter (krismon) yang melanda Indonesia. Saat itu, usianya baru menginjak 18 tahun dan berniat mengecap bangku kuliah di Universitas Trisakti, kampus di mana sang Ayah pernah mengajar.
“Karena orang tua khawatir, terutama soal pendidikan anaknya, maka mereka mengirim saya ke Singapura. Tidak pernah saya membayangkan bisa sekolah di luar negeri, karena tinggal saja di Tanjung Priok dekat Pasar Ular Plumpang yang keadaannya pas-pasan,” terang dia.
Di Singapura, lanjutnya, dia harus kuliah dengan bantuan utang dari pemerintah setempat. Pada saat itu, pemerintah Singapura memberi uluran bantuan kepada beberapa pelajar di Jakarta yang memiliki prestasi cukup baik.
Merry Riana, Wanita Cantik Sejuta Dollar
Peracik Kata June 24, 2014 Kisah Inspiratif
Muda, cantik dan energik, itulah kesan yang timbul pertama kali melihat Merry Riana. Siapa yang tidak mengenal sosoknya? Namanya melejit di dunia internasional berkat kesuksesan meraup penghasilan satu juta dolar Amerika Serikat (AS) di usia 26 tahun.
Miliarder muda asal Jakarta ini begitu semangat saat berbagi cerita di hadapan ribuan orang tentang lika liku hidup di negeri tetangga hingga dapat mencapai puncak ketenaran seperti sekarang.
Merry Riana
Merry Riana
Merry, nama panggilan akrabnya, mengaku sangat bersyukur bisa mendulang keberhasilan di usia muda dengan uang satu juta dolar AS di tangan. Namun di balik itu semua, terselip kisah pahit yang sampai saat ini membekas di hati dan menjadi pengalaman paling berharga dalam menggapai kesuksesan.
“Saya tidak pernah menyangka bisa mendapat julukan wanita sejuta dolar. Banyak orang berasumsi bahwa saya dapat mengantongi satu juta dolar di usia 26 tahun karena keluarga yang kaya. Itu salah, karena saya bukan dari keluarga konglomerat, menikah dengan anak konglomerat atau menikah dengan konglomeratnya,” urai dia saat ditemui di Djakarta Theater.
Merry justru tinggal dan dibesarkan dalam sebuah keprihatinan. Berasal dari keluarga sederhana dengan kondisi keuangan pas-pasan, tak pernah terbersit sedikitpun dalam benaknya untuk melanjutkan sekolah di Singapura. Namun inilah titik awal dari perjalanan panjang Merry.
Merry Riana
Merry Riana
Memutar memori 16 tahun lalu, tepatnya di Mei 1998, Merry Riana bercerita bahwa keluarganya terpaksa mengamankan dirinya dari peristiwa kerusuhan dan krisis moneter (krismon) yang melanda Indonesia. Saat itu, usianya baru menginjak 18 tahun dan berniat mengecap bangku kuliah di Universitas Trisakti, kampus di mana sang Ayah pernah mengajar.
“Karena orang tua khawatir, terutama soal pendidikan anaknya, maka mereka mengirim saya ke Singapura. Tidak pernah saya membayangkan bisa sekolah di luar negeri, karena tinggal saja di Tanjung Priok dekat Pasar Ular Plumpang yang keadaannya pas-pasan,” terang dia.
Di Singapura, lanjutnya, dia harus kuliah dengan bantuan utang dari pemerintah setempat. Pada saat itu, pemerintah Singapura memberi uluran bantuan kepada beberapa pelajar di Jakarta yang memiliki prestasi cukup baik.
“Utang saya untuk biaya kuliah mencapai lebih dari 4.000 Dolar Singapura atau setara dengan lebih dari Rp 400 juta. Tapi itulah yang saya hargai dari perjuangan orang tua,” ucap dia.
Akhirnya dengan pinjaman tersebut, kata Merry Riana, dirinya lolos dan diterima di Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Kampus yang begitu megah dan indah. Namun sayang, Merry harus merasakan hidup serba kekurangan di negeri orang. Mahasiswi ini harus bertahan dengan uang 10 Dolar Singapura atau Rp 90 ribu setiap minggunya.
Akhirnya dengan pinjaman tersebut, kata Merry Riana, dirinya lolos dan diterima di Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Kampus yang begitu megah dan indah. Namun sayang, Merry harus merasakan hidup serba kekurangan di negeri orang. Mahasiswi ini harus bertahan dengan uang 10 Dolar Singapura atau Rp 90 ribu setiap minggunya.
“Di Singapura cuma hidup dengan uang Rp 90 ribu, makanya kadang puasa makan atau makan pakai mie instan selama bertahun-tahun. Kuliah bawa bekal sepotong roti tawar dan itupun makannya di toilet biar nggak ada satupun yang lihat,” ujarnya.
Di tengah perjalanan hidupnya, dia mengaku sempat marah dan kecewa pada Tuhan. Merry harus menghadapi cobaan yang bertubi-tubi seorang diri tanpa keluarga di sampingnya. Beruntung, keputusasaan itu hanya sesaat. Dia akhirnya mampu bangkit dengan tiga hal yang menjadi kekuatan Merry untuk lepas dari kondisi tersebut.
Di tengah perjalanan hidupnya, dia mengaku sempat marah dan kecewa pada Tuhan. Merry harus menghadapi cobaan yang bertubi-tubi seorang diri tanpa keluarga di sampingnya. Beruntung, keputusasaan itu hanya sesaat. Dia akhirnya mampu bangkit dengan tiga hal yang menjadi kekuatan Merry untuk lepas dari kondisi tersebut.
" Vision , Action , Passion "
Sumber : http://racikankata.com/
EmoticonEmoticon