Rabu, 05 November 2014

Solusi, Pendidikan Nasional



Solusi, Pendidikan Nasional

Oleh:
Hudi 3H 
Trustco Jateng.

Arah pendidikan nasional nampaknya semakin tidak jelas. Pendidikan kita selama ini mengarahkan siswa “berhenti”di proses memahami, kalau sudah paham dengan fakta dan konsep yang diajarkan dipandang cukup. Hal ini terlihat dari instruments penilaian terhadap hasil belajar siswa hanya lewat tes atau dengan istilah “ulangan”. Siswa dianggap berhasil ketika hasil ulangan atau hapalanya tinggi meskipun siswa tidak memahami maksud subtansi dari yang dihapalkan. Apakah proses mengahapal pelajaran itu salah? Bukan masalah benar dan salah, ini masalah perubahan orientasi belajar. Belajar untuk zaman sekarang siswa tidak cukup hanya berhenti pada tahap menghapal. Mestinya tidak hanya sebatas menghapal tetapi berlanjut pada output atau ciptaan yang bernilai, meskipun Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK sudah sampai pada tahap output yang jelas tetapi sekali lagi ternyata outputnya masih kurang tepat untuk solusi pendidikan nasional. Kenapa? Karena output dari pendidikan SMK lebih kearah seperti “buruh” kenapa bisa dibilang buruh? Karena memang arahnya seperti buruh, sebagai salah satu contoh dalam tujuan pembelajaran berbunyi “Siswa dapat memperbaiki sistem rem, siswa dapat memperbaiki sistem kemudi dan lain sebagainya belum ada yang bertujuan siswa dapat membuat komponen sistem rem misalnya”. Hasilnya sudah bisa ditebak lulusan-lulusan SMK bahkan sampai perguruan tinggi berlomba-lomba untuk mencari pekerjaan dibanding menciptakan pekerjaan. Ironisnya lulusan-lulusan muda ini bekerja di pabrik dan atau industri milik “asing”di negeri sendiri atau istilahnya “babu di rumah sendiri”.
Oleh sebab itu pendidikan nasional harus mempunyai arah yang jelas, tidak berhenti pada tahap kognitif atau kegiatan menghapalkan materi ketika mau ujian melainkan juga kemampuan peserta didik dalam mengamalkan pengetahuan dan skill yang telah dimiliki untuk dapat menghasilkan ciptaan yang bernilai. Sehingga pertanyaanya bukan lagi hasil ulangan atau test kamu dapat berapa? Tetapi berganti dengan pengetahuan dan skill  yang kamu miliki, kamu dapat menghasilkan apa?. Proses menghasilkan inovasi inilah yang harus menjadi penekanan dalam pendidikan nasional.


EmoticonEmoticon