Jumat, 08 Mei 2015

Tinggal Jauh, Tak Berarti Putus Komunikasi

Trustco Jateng  -  Lembaga Training Jawa Tengah Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
 
 
Di zaman sekarang ini, pada saat teknologi begitu mumpuni, jarak jauh tak akan bisa menghilangkan keakraban antaranggota keluarga. Komunikasi intensif bisa dilakukan sesering mereka yang berada di satu rumah. Chatting melalui aplikasi WA, LINE, Snapchat, atau WeChat, misalnya, bisa dilakukan kapan saja. Jika real time seperti itu dirasa repot, bisa juga melakukannya dengan berkirim email atau sekali-sekali bertelepon.

Ada sejumlah tips yang layak disimak bagi mereka yang terpisah dari keluarga besar agar keakraban tetap terjaga.

1. Siapkan mental

Tak perlu menganggap ini perkara mudah. Mereka yang berpisah jauh dari keluarga besar kerap mengalami sindrom yang sulit diatasi seperti mengalami homesick yaitu kondisi di mana seseorang selalu ingin pulang. Mereka yang tinggal sendiri di rantau, akan mengalami kesulitan ini lebih berat dibanding sebuah keluarga yang terpisah dari keluarga besar.

Hal yang harus dilakukan adalah siapkan mental bahwa perpisahan ini memang tidak bisa dihindari. Komitmen terhadap tugas yang diemban di tempat baru harus tetap dipegang. Selain itu  perlu dirancang cara komunikasi yang bisa dilakukan seperti telepon atau email, agar keakraban keluarga tetap terjalin.

2. Tatap muka

Jangan sepelekan pentingnya tatap muka. Karena itu berkumpul dengan keluarga besar sebisa mungkin dilakukan meskipun itu terjadi setahun sekali. Jika masalahnya biaya karena tinggal di luar negeri atau kota yang jauh, misalnya, bisa diusahakan dengan cara menabung. Bertemu muka akan memiliki kesan berbeda dibanding hanya menelepon apalagi jika hanya berkirim surat. Emosinya jauh lebih baik saat bisa memeluk keluarga yang sudah lama berpisah.

3. Frekuensi komunikasi

Meskipun memungkinkan, berkumunikasi harian menggunakan fasilitas internet tidak selalu diperlukan. Tak perlu berlebihan dengan memutuskan untuk melakukan komunikasi setiap hari, terlebih-lebih jika harus dilakukan dengan cara interaktif seperti chatting. Mereka yang terpisahkan oleh zona waktu akan sulit melakukannya. Di sana jam tidur (belahan bumi yang lain), di sini jam kerja. Jika dipaksakan akan tidak nyambung karena mengganggu ritme biologis.

Namun dengan adanya fasilitas seperti Facebook, sesuatu yang terasa penting akan terekam di sana melalui update. Kita akan tahu perkembangan, dengan melihat status atau foto terbarunya. Lalu beri komentar, agar kita tetap berada dalam jangkauannya. Jika ada yang penting, barulah janjian chatting atau bertelepon.

4. Pertimbangkan biaya

Banyak kasus di mana mereka yang terpisahkan dari keluarganya sulit meredam rasa kangennya. Setiap ada kesempatan selalu menelepon, tak cukup hanya berkirim email. Dan saat bertelepon lupa waktu dan biaya. Tahu-tahu tagihan membengkak. Karena itu jangan terbawa emosi, perhitungan biaya percakapan. Jika memerlukan waktu bicara yang panjang, cari fasilitas yang lebih murah, semisal bertelepon lewat internet atau manfaatkan fasilitas gratis dari aplikasi smartphone.

5. Jangan abaikan video

Berkomunikasi dengan melihat wajah lawan bicara kita memang mengasyikan. Apalagi untuk keluarga yang tinggal jauh. Banyak fasilitas video komunikasi lewat internet yang bisa dilakukan yang tentu saja tak memakan biaya besar. Dengan melihat secara langsung lawan bicara atau keluarga yang diajak berkomunikasi, kita akan tahu kondisinya seperti apa. Kerap kali kita ingin tahu sudah sebesar apa keponakan kita yang bulan lalu dilahirkan. Dengan komunikasi video seperti itu bisa terlihat dan bahkan melihat gerakan dan suaranya secara live.

Video keluarga juga bisa di-upload ke website semacam Youtube untuk sekadar menghilangkan kekangenan. Namun harus diingat, di website semacam itu, yang melihat video tak hanya keluarga kita. Siapapun bisa melihatnya. Karena itu tak perlu mengunggah video yang berisiko. Misalnya, jika kita baru membeli rumah dan ingin menunjukkan fasilitas kelengkapannya, tak perlu diumbar di video yang bisa memancing pencuri. Upload yang umum saja, seperti saat si kecil belajar jalan, belajar naik sepeda, atau kegiatan lainnya yang tampak lucu. Anda juga bisa mengatur agar video yang diunggah berstatus private. Jadi hanya orang-orang tertentu yang bisa menyaksikannya.

6. Libatkan teman atau tetangga

Jika memungkinkan, perkenalkan teman baru atau tetangga baru kita di rantau pada keluarga di kampung. Ini bisa dilakukan dengan mengajak mereka berkunjung ke rumah keluarga di kampung, dan sebagainya. Atau gunakan fasilitas webcam chat / video messaging. Memperkenalkan teman atau tetangga kita pada keluarga besar akan memberikan emosi, kesenangan, kesan, dan kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Nah, tinggal jauh tak selalu berarti komunikasi terputus. Selama kita mau berusaha selalu ada jalan untuk selalu berada dalam jangkauan meski terpisah jauh dari keluarga besar. Setuju?
Memiliki atau menjadi keluarga yang jauh dari sanak-saudara memang selalu diliputi rasa yang tidak nyaman. Apalagi jika kesempatan pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga besar tak bisa sering dilakukan karena berbagai alasan. Kita pun diliputi rasa bersalah dan rasa kangen tidak terlampiaskan. Malah bisa saja timbul anggapan lain-lain, yang meretakkan pertalian keluarga.
Sumber : www.andriewongso.com

Untuk mendapatkan informasi produk-produk training  kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati 
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman


EmoticonEmoticon