Senin, 26 Oktober 2015

Cara Menanamkan Sikap Pantang Menyerah


Sudah menjadi hal yang familiar bagi kita untuk belajar sikap pantang penyerah demi untuk meningkatkan kualitas kita. Sikap pantang menyerah merupakan hal yang penting didalam kehidupan kita dalam bermasyarakat dan bernegara. Benarkah mental orang Indonesia itu mudah menyerah? Sekali  gagal langsung menyerah, tak ada gairah untuk bangkit dan berjuang kembali. Dalam kamus orang sukses, tak ada istilah pesimis, yang ada hanya mental pantang menyerah. Pandangan tentang orang Indonesia yang mudah menyerah tidak sepenuhnya benar. 

Karakter asli orang Indonesia itu justru pantang menyerah, bermental baja, memiliki semangat berapi-api. Nenek moyang Nusantara berlayar mengarungi samudra, menaklukkan dunia. Nenek moyang kita juga terkenal ulet, sebagai bangsa agraris mampu menghasilkan aneka tanaman yang tidak ditemukan di belahan dunia manapun. Pantang menyerah, ulet, berdaya juang tinggi karakter orang-orang Nusantara. Meski berabad-abad lamanya, kita tidak pernah merasa letih sedikit pun untuk lepas dari belengu kolonialisme. Kita berani bangkit merebut kemerdekaan. 

Bukan mengemis kemerdekaan dari bangsa manapun. Bekerja keras mengisi kemerdekaan, membangun ekonomi, membangun infrastruktur negara baru. Mendirikan sekolah-sekolah, sarana kesehatan, pabrik dan semuanya dengan tanpa putus asa. Tetapi tiba-tiba generasi sekarang lebih dikenal sebagai generasi lembek. Generasi yang mudah menyerah. Tak punya daya juang, tidak punya semangat yang membara. Ada banyak alasan mengapa orang Indonesia sekarang lebih mudah menyerah daripada bertahan. Jawabannya karena menyerah itu cara yang paling mudah saat seseorang merasa tidak mampu mengahadapi berbagai kesulitan.

 Tentu kita pernah mendengar istilah winner never quit and quitter never win. Dari istilah tersebut, dapat dimaknai bahwa seorang pemenang memiliki sikap mental yang tidak mudah menyerah sekalipun keadaan dan situasi yang dihadapinya begitu sulit. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa kemenangan bukan berarti tidak adanya kesulitan melainkan bagaimana mengalahkan kesulitan-kesulitan tersebut. Orang yang kalah seringkali sudah menyerah dulu saat menghadapi tantangan, bahkan ada juga yang menyerah sebelum ia mengalami kegagalan karena ia tidak pernah berani mencobanya.

Mentalitas seorang pemenang adalah mengakhiri apa yang sudah ia mulai dan pantang untuk berhenti di tengah jalan. Contoh yang paling popular adalah Joanne Kathleen Rowling. Nama tersebut sangat tidak asing, terutama bagi penggemar buku Harry Potter. Dari masa kecilnya, Rowling sudah memiliki tradisi menulis. Bahkan diusianya yang masih 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. Rowling kecil juga sudah percaya diri memamerkan karya-karyanya yang sederhana kepada teman-teman dan orangtuanya sendiri. 

Keberanian tersebut pada akhirnya menjadi tradisi yang terus menerus tumbuh hingga ia dewasa. Daya imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia. Akan tetapi dalam perjalanan hidupnya, Rowling tak henti-hentinya menghadapi banyak masalah. Kondisi ekonominya masih miskin, hingga dia layak mendapatkan santunan dari pemerintah Inggris. 

sumber : http://www.checkouthungerok.org/


EmoticonEmoticon