Rangkaian
kata yang indah mamang diperlukan semua orang namuan rangkaian itu bila tak ada
makna lebih baik diam saja, seperti pepatakan mengatakan “Diam itu emas” Brooooooooow Soo,,! Bila itu dijadikan alat ukur bagaimana
mungkin dikatakan emas seandainya dalam keadaan darurat seperti halnya nyasar
barang kali apakah ini masih dipake pepatah itu, rasanya ndak enak deh
sepertinya.
Lantas
seperti apa? Lanyak enak dipake pepatah tersebut, adalah apa kita mengungkapkan
hal mengadu domba, propokatif, dan lain sejenis itu yang dari pada menimbulkan
konflik berkepanjang maka lebih baik diam saja itu lebih baik dari pada
mengugkapkan makna yang tak bernilai.
Nilai
adalah sebuah tolak ukur seseorang seberapa besar kualitas dan kapasitas diri
dalam melakukan tindakan-tndakan terhadap nilai diri dalam sebuah media
kehidupan menjadi barometer hidupnya seseorang tersebut. Hidup yang kesering
kali hanya terjebak pada media-medi perkataan.
Yang
mungkin bisa diambila imbrohnya dari kisah berikut suatu ketika seorang muda mendatangi tenda ayahnya. Di dalam sana,
duduk seorang tua dengan pipa panjang yang mengepulkan asap. Matanya terpejam,
tampak sedang bersemadi. Hening. Berkata seorang pemuda itu “Ayah, bolehkah aku
ikut berburu besok pagi?” tanya pemuda itu memecahkan kesunyian disana. Mata
sang Ayah membuka perlahan, sorot matanya tajam, memandang ke arah anak yang
paling disayanginya itu. Namun sang ayah hanya diam.
Dan
berkata lagi kedua kalinya “Ya Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok? Lihat,
aku sudah mengasah pisauku. Kini semuanya tajam dan berkilat.” Tangan si kecil
merogoh sesuatu dari balik kantung kulitnya. Sang Ayah masih diam mendengarkan.
“Aku juga sudah membuat panah-panah untuk bekalku berburu. Ini, lihatlah Ayah, semuanya
pasti tajam. Busurku pun telah kurentangkan agar lentur. Pasti aku akan menjadi
pemuda pemberani yang hebat seperti Ayah. Ijinkan aku ikut Ayah.” rengek si
kecil.
Suasana
masih tetap senyap. Keduanya saling pandang. Terdengar suara berat sang Ayah,
“Apakah kamu sudah berani untuk berburu?” “Ya!” segera saja terdengar jawaban
singkat dari si kecil. “Dengan pisau dan panahku, aku akan menjadi yang paling
hebat.” Hingga Sang Ayah tersenyum, “Baiklah, kamu boleh ikut besok, tapi
ingat, kamu harus berjalan di depan pasukan kita. Mengerti?” pemuda mengangguk.
Lantas
Keesokan hari, pasukan telah siap di pinggir hutan. Kepala suku, dan pemuda,
berdiri paling depan. Berkata sang seorang didepan pasukan “Hari ini anakku
yang akan memimpin perburuan kita. Biarkan dia berjalan di depan.” Pemudapun
tampak gagah dengan adanya beberapa pisau yang terselip di pinggang. Panah dan
busur, tampak melintang penuh di punggungnya. Ini adalah perburuan pertamanya.
Si kecil berteriak nyaring, “Ayo kita berangkat!”
Mereka
mulai memasuki hutan. Pohon-pohon semakin rapat dan semak semakin tinggi. Sinar
matahari pun tak leluasa menyinari lebatnya hutan. Mulai terdengar suara-suara
dari binatang yang ada disana. pemuda itu yang tadi melangkah dengan gagah,
mulai berjalan hati-hati. Parasnya cemas dan takut. Wajahnya sesekali menengok
ke belakang, ke arah sang Ayah. Linglung dan ngeri. Tiba-tiba terdengar
beberapa suara harimau mengaum. “Ayah…!!” teriak pemuda . Tangannya menutup
wajah dan ia berusaha lari ke belakang. Sang Ayah tersenyum melihat kelakuan
anaknya, begitupun pasukan lainnya.
Berkata
seorang ayah “Kenapa? Kamu takut? Apakah pisau dan panahmu telah tumpul? Mana
keberanian yang kamu perlihatkan kemarin?” pemuda itu terdiam. “Bukankah kamu
bilang, pisau dan panahmu dapat membuatmu berani? Kenapa kamu takut sekarang?
Lihat Nak, keberanian itu bukan berasal dari apa yang kau miliki. Tapi,
keberanian itu datang dari sini, dari jiwamu, dari dalam dadamu.
Lanjut,,,!Kalau
kamu masih mau jadi pemuda pemberani, teruskan langkahmu. Tapi jika, di dalam
dirimu masih ada jiwa penakut, ikuti langkah kakiku.” pemuda itu masih terdiam.
“Setajam apapun pisau dan panah yang kau punya, tak akan membuatmu berani kalau
jiwamu masih penakut. Sekuat apapun busur yang telah kau rentangkan, tak akan
membuatmu gagah jika jiwa pengecut lebih menguasai dirimu.”
“…Aauummmm.”
Tiba-tiba terdengar suara harimau yang mengaum kembali. pemuda kembali pucat.
Ia memilih untuk berjalan di belakang sang Ayah.
Apakah itu
keberanian? Keberanian bukanlah rasa yang dimiliki oleh orang yang menganggap
dirinya memiliki segalanya. Keberanian juga bukan rasa yang berasal dari
sifat-sifat sombong dan takabur. Keberanian adalah jiwa yang berasal dari dalam
hati, dan bukan dari materi yang kita miliki. Keberanian adalah sesuatu yang
tersembunyi yang membuat orang tak pernah gentar walau apapun yang dia hadapi.
Keberanian
bukan berasal dari apa yang kita sandang atau kita miliki. Keberanian bukan
datang dari apa yang kita pamerkan atau yang kita punyai. Namun, keberanian
datang dari dalam diri, dari dalam dada kita sendiri. Keberanian adalah sesuatu
yang melingkupi perasaan kita, dan menjadi bekal dalam setiap langkah yang kita
ayunkan.
EmoticonEmoticon