Selasa, 07 Januari 2014

LANGKAHMU SEBUAH KATA


Rangkaian kata yang indah mamang diperlukan semua orang namuan rangkaian itu bila tak ada makna lebih baik diam saja, seperti pepatakan mengatakan “Diam itu emas” Brooooooooow Soo,,! Bila itu dijadikan alat ukur bagaimana mungkin dikatakan emas seandainya dalam keadaan darurat seperti halnya nyasar barang kali apakah ini masih dipake pepatah itu, rasanya ndak enak deh sepertinya.
Lantas seperti apa? Lanyak enak dipake pepatah tersebut, adalah apa kita mengungkapkan hal mengadu domba, propokatif, dan lain sejenis itu yang dari pada menimbulkan konflik berkepanjang maka lebih baik diam saja itu lebih baik dari pada mengugkapkan makna yang tak bernilai.
Nilai adalah sebuah tolak ukur seseorang seberapa besar kualitas dan kapasitas diri dalam melakukan tindakan-tndakan terhadap nilai diri dalam sebuah media kehidupan menjadi barometer hidupnya seseorang tersebut. Hidup yang kesering kali hanya terjebak pada media-medi perkataan.
Yang mungkin bisa diambila imbrohnya dari kisah berikut suatu ketika seorang  muda mendatangi tenda ayahnya. Di dalam sana, duduk seorang tua dengan pipa panjang yang mengepulkan asap. Matanya terpejam, tampak sedang bersemadi. Hening. Berkata seorang pemuda itu “Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok pagi?” tanya pemuda itu memecahkan kesunyian disana. Mata sang Ayah membuka perlahan, sorot matanya tajam, memandang ke arah anak yang paling disayanginya itu. Namun sang ayah hanya diam.
Dan berkata lagi kedua kalinya “Ya Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok? Lihat, aku sudah mengasah pisauku. Kini semuanya tajam dan berkilat.” Tangan si kecil merogoh sesuatu dari balik kantung kulitnya. Sang Ayah masih diam mendengarkan. “Aku juga sudah membuat panah-panah untuk bekalku berburu. Ini, lihatlah Ayah, semuanya pasti tajam. Busurku pun telah kurentangkan agar lentur. Pasti aku akan menjadi pemuda pemberani yang hebat seperti Ayah. Ijinkan aku ikut Ayah.” rengek si kecil.

Suasana masih tetap senyap. Keduanya saling pandang. Terdengar suara berat sang Ayah, “Apakah kamu sudah berani untuk berburu?” “Ya!” segera saja terdengar jawaban singkat dari si kecil. “Dengan pisau dan panahku, aku akan menjadi yang paling hebat.” Hingga Sang Ayah tersenyum, “Baiklah, kamu boleh ikut besok, tapi ingat, kamu harus berjalan di depan pasukan kita. Mengerti?” pemuda mengangguk.
Lantas Keesokan hari, pasukan telah siap di pinggir hutan. Kepala suku, dan pemuda, berdiri paling depan. Berkata sang seorang didepan pasukan “Hari ini anakku yang akan memimpin perburuan kita. Biarkan dia berjalan di depan.” Pemudapun tampak gagah dengan adanya beberapa pisau yang terselip di pinggang. Panah dan busur, tampak melintang penuh di punggungnya. Ini adalah perburuan pertamanya. Si kecil berteriak nyaring, “Ayo kita berangkat!”
Mereka mulai memasuki hutan. Pohon-pohon semakin rapat dan semak semakin tinggi. Sinar matahari pun tak leluasa menyinari lebatnya hutan. Mulai terdengar suara-suara dari binatang yang ada disana. pemuda itu yang tadi melangkah dengan gagah, mulai berjalan hati-hati. Parasnya cemas dan takut. Wajahnya sesekali menengok ke belakang, ke arah sang Ayah. Linglung dan ngeri. Tiba-tiba terdengar beberapa suara harimau mengaum. “Ayah…!!” teriak pemuda . Tangannya menutup wajah dan ia berusaha lari ke belakang. Sang Ayah tersenyum melihat kelakuan anaknya, begitupun pasukan lainnya.
Berkata seorang ayah “Kenapa? Kamu takut? Apakah pisau dan panahmu telah tumpul? Mana keberanian yang kamu perlihatkan kemarin?” pemuda itu terdiam. “Bukankah kamu bilang, pisau dan panahmu dapat membuatmu berani? Kenapa kamu takut sekarang? Lihat Nak, keberanian itu bukan berasal dari apa yang kau miliki. Tapi, keberanian itu datang dari sini, dari jiwamu, dari dalam dadamu.
Lanjut,,,!Kalau kamu masih mau jadi pemuda pemberani, teruskan langkahmu. Tapi jika, di dalam dirimu masih ada jiwa penakut, ikuti langkah kakiku.” pemuda itu masih terdiam. “Setajam apapun pisau dan panah yang kau punya, tak akan membuatmu berani kalau jiwamu masih penakut. Sekuat apapun busur yang telah kau rentangkan, tak akan membuatmu gagah jika jiwa pengecut lebih menguasai dirimu.”
“…Aauummmm.” Tiba-tiba terdengar suara harimau yang mengaum kembali. pemuda kembali pucat. Ia memilih untuk berjalan di belakang sang Ayah.
Apakah itu keberanian? Keberanian bukanlah rasa yang dimiliki oleh orang yang menganggap dirinya memiliki segalanya. Keberanian juga bukan rasa yang berasal dari sifat-sifat sombong dan takabur. Keberanian adalah jiwa yang berasal dari dalam hati, dan bukan dari materi yang kita miliki. Keberanian adalah sesuatu yang tersembunyi yang membuat orang tak pernah gentar walau apapun yang dia hadapi.
Keberanian bukan berasal dari apa yang kita sandang atau kita miliki. Keberanian bukan datang dari apa yang kita pamerkan atau yang kita punyai. Namun, keberanian datang dari dalam diri, dari dalam dada kita sendiri. Keberanian adalah sesuatu yang melingkupi perasaan kita, dan menjadi bekal dalam setiap langkah yang kita ayunkan.









EmoticonEmoticon