Trustco Jateng - Lembaga Training Jawa Tengah Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
Makin lama, perdebatan mereka makin seru. Maka, karena tak ada yang mengalah, mereka pun sepakat untuk saling adu kekuatan. Mereka lalu melihat sekelilingnya. Dan, tampaklah di dekat mereka monyet yang sedang asyik bergelantungan itu. Ketiga angin itu pun sepakat adu kuat dengan berusaha menjatuhkan monyet itu dari pohon.
Pertama adalah giliran angin topan. Ia pun segera bertiup pada monyet itu. Monyet yang ditiup angin topan, segera memeluk erat pohon yang digelayutinya. Makin kencang angin bertiup, makin kencang pula pegangan monyet pada pohon itu. Angin topan pun akhirnya menyerah, diiringi ejekan kedua angin lainnya.
Tiba giliran angin ribut. Dengan ribut, ia segera meniup monyet itu, seolah tak ingin memberi kesempatan monyet yang tadinya sedikit melonggarkan pegangan setelah angin topan berhenti meniup. Tapi, keributan yang ditimbulkan angin ditanggapi monyet dengan cara yang sama. Makin kencang bertiup, makin kencang pula pegangan monyet pada pohon besar nan kokoh yang seolah jadi pelindungnya.
Angin ribut pun menyerah. Terakhir, angin badai segera memperlihatkan kekuatannya. Dengan badai yang dimilikinya, ia segera meniup sekencang-kencangnya monyet itu. Tapi, lagi-lagi, sang monyet justru makin kencang berpegangan pada pohon besar yang bergoyang-goyang akibat tiupan angin badai. Monyet pun tak berhasil dijatuhkan oleh angin badai.
Maka, angin badai pun akhirnya juga menyerah. Ketiga angin itu ternyata tak cukup punya kekuatan yang bisa menjatuhkan monyet. Hingga, saat mereka membicarakan kehebatan monyet, datanglah angin sepoi. Angin kecil yang bertiup itu penasaran mengapa ketiga angin besar itu membicarakan kehebatan monyet yang tak berhasil mereka jatuhkan.
Mendengar kehebatan monyet itu, angin sepoi pun ingin mencoba kekuatannya. Tentu saja, ketiga angin besar itu menertawakannya. Sebab, angin yang sangat kencang saja tak berhasil menjatuhkan monyet, apalagi angin kecil sepertinya. Namun, angin sepoi tak memedulikan ejekan mereka. Ia segera menuju ke monyet dan meniupkan angin sejuknya.
Monyet yang mendapat tiupan angin sepoi rupanya merasa keenakan. Hawa sejuk yang bertiup membuatnya tertidur di salah satu dahan besar pohon. Tak lama, karena tertidur dengan posisi yang kurang pas, monyet langsung terjatuh. Pegangan kuat monyet yang melonggar karena tertidur mendapat tiupan angin sepoi menjadikan monyet kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Melihat itu, ketiga angin besar yang sombong mengaku kalah. Angin sepoi yang kecil tapi menyejukkan itu rupanya justru berhasil membuat monyet takluk dan terjatuh dari pohon besar yang melindunginya.
Netter yang Bijaksana,
Acap kali kita mendapat banyak ujian yang terasa sangat berat. Tapi, justru karena itu, kita malah jadi makin kuat. Cobaan yang kerap datang akan membuat kita makin teguh untuk terus maju dan berjuang. Kesulitan kerap justru jadi penguat yang menjadikan kita sebagai pribadi tangguh yang siap maju ke “medan perang” kehidupan. Layaknya kisah tadi. Makin kencang angin bertiup, justru makin kuat monyet berusaha bertahan. Jika kita mampu melakukan hal tersebut, niscaya kita pun akan makin kuat dalam bertahan menghadapi aneka cobaan.
Namun, jika kita sudah berhasil melewati ujian dan meraih banyak kesuksesan, jangan sampai kita justru jatuh dan lengah oleh ujian bernama kesenangan. Kerap, angin sepoi—berwujud pangkat, kedudukan, kekayaan—justru malah membuat kita lupa. Akhirnya, seperti kisah monyet yang jatuh akibat tiupan angin sepoi, kita jadi pribadi yang lengah—sombong, mabuk kekuasaan, atau terlena oleh berbagai penghargaan. Jika itu tak kita sadari dan perbaiki, bisa jadi kita justru “jatuh” dan “tenggelam” oleh sukses yang telah kita ciptakan.
Karena itu, ada baiknya kita evaluasi diri. Jika saat berada di posisi bawah, bagaimana kita harus bersikap menghadapi ujian berat. Tapi, begitu sudah berada di atas, kita pun harus melihat ke dalam diri, jangan sampai kita terjebak dalam zona nyaman yang melenakan.
Mari, terus mawas diri dan hati-hati. Saat gagal, ingat bahwa ada sisi sukses yang siap menanti. Sebaliknya, saat sukses, ingat juga bahwa setiap saat gagal juga akan terus membayangi.
Salam sukses, luar biasa!
Sumber : www.andriewongso.com
Untuk mendapatkan informasi produk-produk training kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
Hubungi HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman
EmoticonEmoticon