Senin, 28 Maret 2016

Outbound itu, Beda!!

Tentu saja outbound training berbeda dengan kegiatan-kegiatan atau permainan lainnya yang biasa kita temukan. Kegiatan dalam outbound training tidak hanya sekedar permainan yang jenaka dan menyenangkan, tetapi sebuah kegiatan yang dikemas dengan konsep-konsep tertentu. Permainan yang ada didalamnya dapat memberikan manfaat-manfaat tertentu, terkait dengan target atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai seperti rencana sebelumnya.
Mungkin itulah jawaban yang dapat dengan gamblang dikemukakan ketika ada sesorang yang bertanya kepada kita mengenai apa dan bagaimana permainan dalam outbound training. Kegiatan dalam outbound training bukanlah permainan yang dilakukan secara sembarangan tanpa memperhatikan konsep yang jelas. Kegiatan itu merupakan sebuah permainan yang memang betul-betul telah dipilih secara pasti dan sengaja dengan harapan tertentu. Oleh sebab itu, adanya anggapan bahwa permainan dalam outbound training hanya sekedar permainan belaka itu sama sekali keliru.
Mengutip dari pendapat Boyyet and Boyyet, Jamaluddin Ancok dalam bukunya Outbound Management Training menyebutkan bahwa ada 4 (empat) metodologi dalam outbound training. Keempat metodologi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan Pengalaman (Experience)
Pada tahapan ini, peserta dilibatkan dalam suatu kegiatan atau permainan bersama dengan orang lain. Kegiatan/permainan ini adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung kepada para peserta pelatihan. Pengalaman langsung tersebut akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional, dan pengalaman emosional, dan pengalaman yang berisfat fiskal. Dengan adanya pengalaman tersebut setiap peserta siap untuk memasuki tahapan kegiatan berikutnya yang disebut dengan tahap pencarian makna (debriering).
Agar pengalaman yang ditimbulkan dalam proses pelatihan sesuai dengan kebutuhan, diperlukan adanya penelitian pendahuluan tentang kebutuhan pelatihan (training need assessment).

2. Perenungan Pengalaman (Reflect)
Kegiatan refleksi bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Dalam tahap ini setiap peserta melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan saat kegiatan berlangsung, baik secara intelektual, emosional dan fiskal. Dalam tahapan ini, fasilitator berusaha untuk merangsang para peserta untuk menyampaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat didalam kegiatan tahapan pertama.

3. Pembentukan konsep (Form Concept)
Pada tahapan ini, para peserta mencari makna dari pengalaman intelektual, emosional, dan fiskal yang diperoleh dari keterlibatannya dalam kegiatan. Pengalaman apakah yang ditangkap dari suatu permainan? Apa arti permainan tersebut bagi kehidupan pribadi maupun dalam berhubungan dengan orang lain? Tahapan ini dilakukan sebagai tahap refleksi dengan menanyakan kepada peserta hubungan antara kegiatan yang dilakukan dan menejemen sesungguhnya. Salah satu contoh pertanyaan dalam tahapan  ini misalnya, "Kalau dikaitkan dengan situasi kerja yang sesungguhnya di tempat kerja (kantor), perilaku yang anda alami tadi menggambarkan situasi kerja yang bagaimana?"

4. Pengujian Konsep (Test Concept)
Pada tahap ini peserta diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang sudah terbentuk di dalam tahapan ketiga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, maupun bekerja di kantor, atau dimana saja.


TRUSTCO NUSANTARA

Kantor:

Gg. Salak, Muntal, Gunungpati, Semarang
Telp. (024) 7691 7578


Solikin: 085640750440


EmoticonEmoticon