Rabu, 16 Maret 2016

The Power of Words

Telp. (024) 7691 7578 / HP. 085640-750440 Solikin / HP. 085640-398242 Suratman
 
 Ada banyak hal dan kondisi yang muncul berawal dari apa yang dikatakan seseorang. Baik positif maupun negatif, acap kali kita temui sebagai “dampak” dari buah perkataan. Jika yang muncul adalah perkataan yang baik, tentu akan mendatangkan manfaat. Tapi sebaliknya, jika yang meluncur keluar adalah kata-kata yang cenderung bermuatan hal negatif, sering kali banyak kondisi kurang mengenakkan terjadi. Bahkan, dalam sejarah, perkataan—apalagi sabda seorang raja atau pemimpin pemerintahan—bisa memicu peperangan atau pun perdamaian.

Tak salah jika pepatah mengatakan mulutmu harimaumu. Atau, lidah lebih tajam dari pedang. Inilah bukti, betapa perkataan punya sejuta makna. Dari sekadar memulai percakapan sehari-hari, hingga motivasi dan semangat yang membakar api perjuangan, disampaikan dengan barisan kalimat yang berkobar-kobar. Ingat Bung Tomo saat menggerakkan pemuda Surabaya ketika melawan penjajahan Belanda? Masih sering disebut pula pada masa kini, ketika Bung Karno yang menyebut agar memberikan 10 pemuda, maka akan diguncangnya dunia. Kalimat penyemangat dari para pejuang dan pendiri negeri kita tersebut terbukti mampu merasuk hingga dalam diri, sehingga muncul semangat juang untuk meraih yang terbaik bagi negeri.

Tentu, saya kira, banyak faktor yang lain yang memberikan pengaruh, sehingga berbagai pencapaian bisa diperoleh dengan perkataan. Ada banyak faktor yang bisa jadi memberikan support sangat kuat, sehingga barisan kalimat yang terucap menjadi semacam “sabda” atau bahkan mantra meraih apa pun yang diinginkan.

Dalam konteks tersebut, saya yang dibesarkan dalam lingkungan Jawa dengan latar belakang sejarah Tiongkok, banyak mendapatkan petuah bijak secara lisan. Bagi saya, itu bukan sekadar “warisan” berupa omongan dari orangtua yang diteruskan kepada anaknya, dari anak ke cucu, dari cucu ke cicit, dan seterusnya. Namun, hal luhur itu sendiri sebenarnya sudah mengandung kekuatan dari setiap kata dan kalimat di dalamnya. Sehingga, mampu bertahan, lestari, bahkan selalu sesuai dengan konteks zaman yang sudah beralih generasi.

Inilah mengapa, dalam hampir semua buku, seminar, siaran radio, website, social media hingga broadcast message, saya selalu menyelipkan berbagai kalimat positif (berdasar pengalaman pribadi yang kemudian coba saya rangkum, sehingga menghadirkan kekuatan). Bagi saya, semua itu adalah pengejawantahan, pengkinian, hingga pemutakhiran beragam perkataan luhur yang terus harus dilestarikan. Tak jarang, “hanya” dengan kalimat positif yang pendek dan mengena—yang kemudian tersebar melalui Whatsapp atau BBM broadcast—banyak orang yang berubah, atau mendapatkan pencerahan.

Tentu, kata-kata tak akan menjadi kekuatan tanpa adanya tindakan. Semua kalimat positif itu hanya akan berhenti pada pikiran jika tak segera diubah menjadi gerakan. Karena itu, mari kita lestarikan perkataan bijak dengan “mengubah”-nya menjadi berbagai perbuatan yang juga dipenuhi keluhuran. Niscaya hidup semakin berwarna dan bermakna.
Sumber : www.andriewongso.com

Untuk mendapatkan informasi produk-produk training  kami
Gg. Salak , Muntal, Gunungpati
Kota Semarang, Jawa Tengah
Telp. (024) 7691 7578
HP. 085640-750440 Solikin
HP. 085640-398242 Suratman


EmoticonEmoticon